"Permisi Pak saya mau mengantarkan laporannya."
Rania yang sudah membawa laporan dengan format sesuai dengan yang dipelajarinya dari Desi masuk ke dalam ruangan CEO Shining Star Group.
Ruangan itu lebih besar daripada ruangan CEO di perusahaan light up. Lebih mewah dengan nuansa putih, hitam dan abu-abu yang mendominasi dan Rania tahu, siapapun yang duduk di ergonomic chair dalam ruangan itu pasti bukan orang sembarangan.
Namun bukan itu fokus Rania sekarang. Dia sedang membawa laporan ke meja. Apakah laporan itu akan diterima? Atau dia masih dianggap membuat kesalahan? Was-was hatinya ketika tangan pria di hadapannya sudah membuka mapnya.
Jantungnya berdebar. tapi Rania yakin sekali tak akan ada kesalahan lagi. Meski Rania tak tahu apakah bosnya itu berniat curang dan membuat dirinya selalu tampak bersalah terus atau tidak.
"Jadi sekarang kau mengerti bagaimana cara membuat laporan?"
Namun dugaan Rania tak semuanya benar. Reza sangat profesional dan memang tak membuat masalah dengannya.
Rania merasa geli sendiri sudah menduga bahwa bos-nya itu memang bukan orang yang profesional.
Sejujurnya Rania sangat malu sekali kala menyadari kemungkinan besar dirinya lah yang tidak profesional dengan menyalahkan Reza.
"Terima kasih atas bimbingannya, Tuan Clarke." Rania mengikuti bagaimana Desi memanggil Reza.
Sebuah senyum terurai di bibir Rania karena rasa leganya.
"Kau masih perlu banyak belajar. Jangan senang dulu, karena kinerjamu masih buruk. Ingat, dalam sebulan ini, kau masih dalam masa percobaan!"
Tapi nampaknya Reza tidak mengizinkan Rania untuk sedikit bersukacita karena keberhasilannya sudah bisa membuat laporan yang benar.
"Baik Pak."
Sirna sudah rasa bahagia dalam hati Rania dan kembali lagi rasa cemas itu membuatnya takut.
SETELAH PERTEMUAN INI, KAMU DAN AKU TAK ADA HUBUNGAN APA-APA LAGI. JADI KALAU SUATU SAAT KAMU BERTEMU DENGANKU, ANGGAP SAJA KITA TAK SALING MENGENAL.
Bahkan kata demi kata yang diucapkan oleh Reza beberapa tahun yang lalu masih bisa diingat Rania sangat jelas dalam benaknya.
Mungkinkah ini pertanda apapun yang sudah dia lakukan untuk up grade dirinya demi mempertahankan posisinya di perusahaan light up tidak akan pernah berhasil dan ujungnya tetap akan dipecat?
"Hai sayang!"
Rania belum bisa menentukan jawaban pertanyaan di dalam benaknya tapi sudah ada seseorang yang membuka pintu ruangan itu. Dia berjalan masuk melewati dirinya dan David, mendekat pada tempat duduk Reza.
"I miss you honey! Daddy tadi meneleponku Dia mengingatkan tentang makan malam keluarga nanti malam. Kamu nggak lembur lagi dan kita bisa dinner bareng keluargaku, kan sayang? Daddy dan mommy sudah sangat merindukan kita, loh."
'I-itukah istrinya?'
Rania tak sengaja melihat wajah wanita yang mendekat pada Reza, duduk di pangkuan Reza. Wanita itu tidak malu-malu memainkan rambut Reza dan bicara sangat manja sekali. Padahal di sana ada asisten Reza, David dan karyawan Reza, Rania. Tak membuatnya merasa terganggu.
Tentu tak ada yang bisa dilakukan oleh Rania selain menunduk dan menelan salivanya berusaha untuk tidak mengubah mimik wajahnya dan terlihat biasa saja selama ada dalam ruangan Reza.
"Hmm, kita akan ke sana."
"Yes! Makasih ya sayang, daddy pasti seneng banget kalo kita dateng. mmuuuah!" bibir wanita itu kembali mengecup Reza yang membuat hati Rania seakan remuk.
![](https://img.wattpad.com/cover/344256927-288-k201334.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Baby Yang Tak Diinginkan
Romance"Aku mau tubuhmu setiap hari, Rania! Kamu siap?" "Ti-tiap hari Om Reza? Terus sekolahku gimana?" Rania Juwita Raharja yang berusaha mencari sedikit kebahagiaan, berani bermain api dengan mencari sugar daddy di situs dating online hngga akhirnya bert...