"Maaf, Nyonya Rania."
"Kalian tidak perlu minta maaf!"
Rania memang tidak membutuhkan itu.
"Tolong jawab saja pertanyaanku. Berapa lama sudah aku tidur di sini? Ehm, maksudku berapa lama aku tak sadarkan diri dan dibius?"
Rania lebih ingin tahu jawaban pertanyaannya itu.
Seingat Rania dari saat dia sadar sampai sekarang sudah dua minggu berlalu. Dan dia sudah haid lagi.
Padahal sebelum acara pertunangannya dengan Amar, Rania baru saja selesai haid. Bukankah kalau dia sekarang sudah haid lagi, misalkan ini haid kedua kalinya, itu artinya dia sudah dua bulan tinggal bersama Reza, bukan?
"Maaf Nyonya Rania, bukan kapasitas kami untuk menjelaskannya."
"Betul yang disampaikan rekan saya, tolong buat semuanya mudah untuk kami karena kami hanya berjuang untuk mendapatkan penghasilan demi mensupport keluarga kami, Nyonya Rania."
Lemas sudah Rania. Dia paham apa maksud dari para pelayan dan perawat yang mengurusnya itu. Meski saat ini mereka ada di toilet tapi bisa saja kan Reza memasang penyadap dan mereka semua tidak lepas dari pengawasannya.
Apa yang kau inginkan dariku? Aku sudah begadang semalaman suntuk menunggumu datang tapi kau tak muncul! Padahal biasanya saat aku ketiduran, pagi-pagi kau sudah ada di sini. Cuma malam ini aku tidak akan tidur! Kau harus menjelaskan semuanya!
Reza tidak datang seharian dan seperti kemarin, Rania belum boleh keluar.
Kau tidak ingin putriku bertanya padaku kenapa mukaku terluka bukan? Itu yang membuatmu selalu menyekapku di kamar ini! Kau sangat kejam padaku. Dan kurasa wajar kalau Marsha dekat denganmu setelah sebulan lebih dia bersamamu!
Seakan-akan celetukan dari perawat itu membuat Rania paham tentang kondisi putrinya.
Marsha memang dingin di awal-awal pada orang asing. Tapi kalau dia sudah mengenal orang itu, apalagi seharian bareng, seperti dengan Amar maka anak itu akan lengket.
Dia tak akan canggung lagi pada Amar dan sudah menganggap pria itu bukan lagi orang asing. Sama halnya dengan Reza.
Dan apa maumu? Aku menunggu semalaman sampai matahari terbit kau juga tidak datang!
Sayangnya orang yang ditunggu Rania sampai dia sangat gelisah sekali tidak muncul di hadapannya.
Ini menjengkelkan untuk dirinya.
"Nyonya, mari saya bantu untuk membersihkan diri dan membersihkan darahnya."
Dia bilang dia tidak suka dengan darah haid dan aromanya. Mungkin itu alasannya kenapa dia tidak datang? Jadi apakah aku harus menunggu selama seminggu selesai haid baru aku bisa melihatnya dan bertanya berapa lama aku ada di sini?
Pikiran Rania mencoba mencari alasan yang tepat kenapa dia tidak melihat Reza.
"Luka di wajahku rasanya sudah sembuh! Apa aku bisa keluar dan makan bersama dengan putriku?"
"Anda tidak beristirahat semalaman ini dan ada kantung mata juga lingkaran hitam di sekitar mata Anda jadi Tuan Clarke tidak mengizinkan Anda untuk keluar Nyonya."
Gemas sudah Rania dengan kelakuan Reza ini tapi memang dia tidak bisa melakukan apapun. Rania tak ada kekuatan.
Bahkan bertanya di mana lokasinya sekarang para pelayan dan perawat itu juga tidak mau menjawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Baby Yang Tak Diinginkan
Romance"Aku mau tubuhmu setiap hari, Rania! Kamu siap?" "Ti-tiap hari Om Reza? Terus sekolahku gimana?" Rania Juwita Raharja yang berusaha mencari sedikit kebahagiaan, berani bermain api dengan mencari sugar daddy di situs dating online hngga akhirnya bert...