Sementara itu di tempat lain.
"Tidakkah kalian bisa bekerja dengan benar?"
Emosi seseorang sepertinya sangat buruk sekali saat ini dan dia sudah melemparkan berkas-berkas itu ke lantai.
"Perbaiki!"
Mereka semua yang ada di hadapan Reza diam. Tak ada yang berani berkata-kata. Hanya satu orang yang memungutnya untuk nanti dibagikan di depan setelah mereka selesai dimarahi.
"Dan berikan laporan barunya padaku sejam lagi!"
Tak ada yang bicara. Mereka keluar dari ruangan itu dengan wajah sangat stres sekali.
"Reza kurasa tidak baik kalau harus melepaskan semua emosimu pada mereka."
"Paman Bagus, siapa juga yang melepaskan emosiku pada mereka? Aku hanya tidak suka dengan pekerjaan mereka yang berantakan itu. Apa mereka tidak mengerti standar yang sudah kubuat?" tanya yang membuat Bagus malah tersenyum
"Apa yang lucu Paman Bagus?"
"Apa Rania belum juga meminta pada pelayan untuk menghubungimu?"
"Siapa yang bilang aku menunggu dia meneleponku?"
Reza membuang wajahnya kesal. Tapi untung saja Bagus memiliki hak untuk bicara lebih di hadapannya tanpa takut pada siapapun. Reza tidak mungkin menjadi binatang yang sangar saat berhadapan dengannya.
"Kurasa kau sudah berjanji lebih padanya. Kau yang bilang sendiri padaku kalau kau bilang dia minta kau kembali dalam waktu setengah bulan kan?"
Bagus mencoba bicara sambil kini berjalan mendekat pada Reza dan duduk di kursi di hadapan meja kerjanya.
"Kau juga bilang padanya kalau kau akan menghubunginya. Ya kan?"
"Paman Bagus pekerjaan kita masih banyak. Kenapa kita harus membahas masalah itu? Ayo cepat kita kerjakan!"
"Sebenarnya semua pekerjaan yang wajib kau lakukan sudah kau selesaikan dari satu setengah bulan yang lalu kan? Dan sekarang yang Kau kerjakan di sini sebetulnya masih bisa kutanggulangi. Dan kalaupun kau ingin mengerjakannya bisa lewat villa. Tidak perlu harus berada di sini. Kau bisa kembali lagi setengah tahun lagi untuk melihat semuanya. Betul kan kataku?"
"Maaf menginterupsi. Sepertinya yang bersangkutan ingin sedikit dirindukan oleh dua orang yang disayanginya itu sehingga memaksakan diri untuk tidak menghubungi mereka pada setiap malam kepalanya sakit sekali karena tidak bisa bermain dengan putri kesayangannya."
"Hei kau bilang apa?"
"Ya kau benar Dave. Aku juga merasakan hal yang sama. Apalagi aku sering melihat setiap hari itu di atas jam kerja suka ada orang yang login ke CCTV mansion dan sepertinya mengecek keseharian istri dan anaknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Baby Yang Tak Diinginkan
Romansa"Aku mau tubuhmu setiap hari, Rania! Kamu siap?" "Ti-tiap hari Om Reza? Terus sekolahku gimana?" Rania Juwita Raharja yang berusaha mencari sedikit kebahagiaan, berani bermain api dengan mencari sugar daddy di situs dating online hngga akhirnya bert...