BAB 41. SUGAR BABY SUNGGUHAN

1.9K 43 0
                                    

"Mama, ayo cepetan!"

"Iya Marsha sebentar saja."

Rania sudah gemas dan dia tidak bisa menunggu lagi buat yang satu ini.

"Bisa kau jelaskan padaku?"

Menjawab iya atau tidak saja itu pasti tidak sulit bukan? Tidak akan memakan waktu berjam-jam.

“Ayo, kita lihat apa yang sudah kamu buat untuk surprise-nya.”

Pandai dia lagi-lagi mengalihkannya pada Marsha. Eh tapi apa yang dia janjikan pada putriku? Kenapa dia menyuruh Marsha untuk minta adik? Atau kenapa dia membuat Marsha berpikir tentang adik? Maunya apa sih? Apa dia ingin aku menjadi istri keduanya? Tak sudi!

"Mama liaaaat."

Rania ingin marah pada Reza dan konfrontasi. Tapi di sini dia bersama putrinya dan terpaksa dia harus membagi fokusnya dulu

"Wah bagus banget. Ini buatan Marsha?"

"Iya Mama ini balon-balon buat mama yang ini soalnya mama udah sembuh. Kalau yang ini buat adik bayi nanti main sama aku. Nanti aku ajak main ini nih. Adik aku cowok."

Ampun. Apa dia juga menjanjikan kalau adiknya akan lahir cowok? Memangnya dia bisa memastikan apa yang ada di dalam rahimku ini laki-laki atau perempuan kah?

Rania semakin gemas jadi ingin sekali dia mempercepat waktu untuk memperlihatkan kepada Reza apakah kandungannya itu laki-laki atau perempuan. Akan sangat lucu sekali kalau bayinya itu perempuan. Tapi Rania memang harus bersabar sampai beberapa bulan ke depan.

"Mama suka nggak?"

Dan namanya juga pikiran Rania sedang bercabang jadi dia tidak bisa konsentrasi fokus pada Marsha.

"Oh iya Mama suka banget. Ini keren banget. Jadi ini tadi pagi baru disiapin sama Marsha? Ya ampun. Makasih ya sayang."

"Iya, aku nih tadi siapin sama semua semua. Pokoknya ini buat adik aku. Nih lihatin Mama. Mainannya bagus-bagus kan?"

Marsha mendekat kotak mainan yang memang ingin diberikannya untuk adiknya nanti

"Papa ini bagus nggak?"

"Bagus. Marsha mau dibukakan? Mau coba terbangin helikopternya?"

"Mau. Aku kan mesti bisa dulu nanti kalau aku udah bisa aku nanti naikin helinya. Habis itu nanti adiknya aku ajalin."

"Oke, kalau gitu ayo kita naikin dulu ini ya."

Dan lagi-lagi seperti tempo hari aku juga yang dicuekin lalu mereka main bersama seakan-akan aku ini tidak ada di sini. Katanya dia sayang padaku tapi kenapa dia hanya bermain dengan papanya saja?

Sugar Baby Yang Tak DiinginkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang