"Tidur Sweet J! Jangan hanya memperhatikan wajahku!"
'Sial sih! Kau bodoh Rania, lihat, dia masih ingat kebiasaanmu!'
Sayangnya memang Reza tidak memberikan ketenangan pada Rania dan sudah menyindir saat Rania sedang menikmati pahatan wajah seseorang yang selalu membuatnya kesal tapi memang Reza ditakdirkan memiliki fisik yang sangat sempurna dan menarik. Apalagi wajahnya, tak ada celah untuk mencari di mana kekurangannya.
"Reza, kau masih bangun kan? Tak maukah kau menjawab pertanyaanku?"
Tapi memang Reza hanya mengucapkan kalimat tadi saja dan tak ada niat untuk meladeni pertanyaan lainnya.
"Baiklah, kalau kau tidak mau menjawab, aku akan membuat keributan dan kau tidak akan pernah bisa tidur! Aku hanya ingin tahu Apa alasanmu membawaku ke sini dan memperlakukanku seperti ini. Lalu Marsha, Bagaimana keadaannya? Berhari-hari aku semakin gila karena tidak bisa melihatnya! Apa dia sehat? Dia makan banyak? Kau harus memaksanya makan wortel karena dia sering sekali main tablet dan matanya itu akan rusak kalau dia tak mau makan wortel. Oh ya, kau tidak lupakan menggosokkan giginya sebelum tidur? Dia itu suka sekali makan coklat! Dan jangan pernah berikan dia susu kalau dia sudah mau tidur! Memang itu yang diinginkannya tapi giginya bisa rusak kalau terus-terusan minum susu. Pas bangun tidur saja. Lalu, Marsha punya biskuit kesukaan. Dia suka marie regal dari dulu. Jadi siapkan tiga saja untuk teman minum susunya. Dia pasti senang sekali kalau dapat itu."
Rania terus bicara tanpa menatap pria di sampingnya cuma lama-lama gatal juga dirinya ingin melihat respon Reza setidaknya dia ingin melihat sesuatu yang dulu sering dimainkannya ketika Reza tidur karena itu selalu menggodanya.
Flashback On
"Sweet J, tidur! Jangan mainkan bulu mataku!"
"Hihi, bulu matanya bagus banget, lentik. Masa ga boleh pegang dikit."
"Ssh, pegang besok saja, sudah malam, Sweet J!" Reza memerintah tapi suaranya tidak menunjukkan intonasi kalau dia marah. Dulu dia sangat sabar sekali pada Rania yang membuat wanita itu kadang-kadang memang agak kebangetan.
"Maunya pegang sekarang. Aku suka liatin kamu tidur soalnya bulu matanya --"
"Sssh, baiklah, aku akan bikin kamu cape kalo gitu!"
"Hihi, aaakh Reza, jangaaan!"
Flashback Off!
Ada sedikit nyeri dalam hati Rania ketika mengingatnya. Sejujurnya momen itu adalah sebuah momen bahagia saat itu terjadi. Tapi jadi momen yang menyakitkan untuknya sekarang meski itu masih terlihat indah dalam benaknya.
"Kau punya bulu mata lentiknya sama seperti Marsha! Haah, tak heran kalian bisa dekat sangat cepat sekali. Pasti karena kemiripan yang kalian miliki!"
Rania tertawa kecil sambil merasa bodoh karena percuma pertanyaan dan pernyataan itu diutarakan sebab orang yang ada di sisinya tidak mau menjawabnya!
Rania juga tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Reza.
"Oh Iya! Soalan yang waktu itu juga! Dokter mengatakan kalau kau baru melepas ikatan --"
"Tidur Sweet J! Atau kau ingin aku memanggil perawat untuk memberikanmu obat bius?"
Saat Rania sudah ingin menanyakan sesuatu yang sensitif, Reza langsung bersikap meski dia tidak menatap Rania dan masih memejamkan matanya.
Hanya tawa kecil yang terurai dari bibir Rania dan dia ingin sekali masih terus bicara sebetulnya.
Cuma membayangkan Reza yang tidak akan pernah memberikan sedikit saja kelapangan baginya dan mungkin akan benar-benar memanggil perawat untuk memberikannya obat tidur, lalu Rania tidak bisa lagi bicara dengannya dan mungkin pagi nanti dia tidak akan pernah melihat Reza lagi, ada perasaan sayang dalam dirinya yang membuat Rania menurut dan memejamkan matanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/344256927-288-k201334.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Baby Yang Tak Diinginkan
Romance"Aku mau tubuhmu setiap hari, Rania! Kamu siap?" "Ti-tiap hari Om Reza? Terus sekolahku gimana?" Rania Juwita Raharja yang berusaha mencari sedikit kebahagiaan, berani bermain api dengan mencari sugar daddy di situs dating online hngga akhirnya bert...