GD 32

90.1K 3.6K 140
                                    

Jangan lupa Vote dan Komen ya 😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa Vote dan Komen ya 😁

Jangan lupa follow akun wp ku ya 😁

Selamat Membaca 🤓

.

.

.

.

.

.

Alma saat ini sudah berada di Aula Pondok Ar-Rasyid. Karena mereka akan memaknai atau menterjemahkan kitab, bersama Gus Alfa. Alma duduk di depan bersama santri-santri yang lain. Karena memang Alma santri pondok Ar-Rasyid. Sedangkan Ana tidak ikut, dia lebih memilih berjalan-jalan mengelilingi pondok.

"Woy ma, ngapain lo ikut ngaji disini, ayo ikut gue jalan-jalan" ucap Ana di jendela aula pondok.

"Ngga mau" jawab Alma.

"Heh, lo itu Ning, ngga perlu lah ikut ngaji-ngaji kek gini" ucap Ana mengompori Alma.

"Ish berisik banget sih lo, mending lo pergi aja sana" usir Alma.

"Cih, ngga asik lo" ucap Ana yang langsung pergi begitu saja. Sedangkan Alma hanya memutarkan kedua bola matanya malas.

Tidak lama kemudian, Gus Alfa pun masuk ke aula. Kali ini Gus Alfa sendirian, karena Gus Zaki ada urusan penting di luar pondok.

"Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh" salam Gus Alfa sambil menunduk membuka kitabnya.

"Wa'alaikumsalam Warrahmatullahi Wabarakatuh" jawab santri putri dan putra.

"Sekarang halaman 350 ya" ucap Gus Alfa.

"Iya Gus" jawab para santri. Namun Gus Alfa lupa membawa ballpoint. Dia pun berdiri dan menghampiri Alma.

"Ning, pinjam ballpoint" ucap Gus Alfa pada Alma. Sontak mendengar itu, Alma pun langsung memberikan ballpointnya pada Gus Alfa.

"Terimakasih" ucap Gus Alfa sedikit tersenyum. Dan setelah itu Gus Alfa kembali duduk di depan para santri.

Namun Alma hanya membawa ballpoint satu saja, sedangkan Gus Alfa tidak langsung mengembalikan ballpoint miliknya. Suaminya itu juga langsung memulai memaknai kitab. Alma bingung mau menulis dengan apa, santri disampingnya juga hanya membawa satu ballpoint.

Gus Dosenku (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang