01

34.2K 1K 8
                                    

--o0o--

Kamu yakin hantu itu tidak ada? Bagaimana dengan arwah yang terpisah dari tubuh? Mungkin itu yang disebut hantu oleh manusia, arwah yang meninggalkan tubuhnya dan tidak ingin kembali ke tempat asalnya karena sebuah alasan.

Close Your Eyes - Tania Ssi

--o0o--

Ella berlari menghampiri pasien yang sudah sekarat itu.

Waktunya belum tepat. Keluarganya masih membutuhkan dia sebagai sosok ayah tangguh dan sang tulang punggung.

Mata wanita itu tertuju pada roh yang terpisah dari tubuhnya. Dengan kemampuannya, dia memompa jantung pria itu penuh harap.

Nafas Ella tertahan sejenak saat roh itu tiba-tiba menghilang. Tubuhnya benar-benar menegang.

"Jantungnya sudah normal!" teriak seorang perawat membuat suasana tegang itu mampu meraup udara dengan lega.

Ella pun menjatuhkan tubuhnya yang lelah ke lantai sembari menatap tangannya yang sudah menyelamatkan nyawa. Dia benar-benar merasa lega.

"Dokter Ella! Ambulan menuju ke sini, ada empat korban dengan satu korban diantaranya mengalami benturan keras di dadanya. Tulang rusuknya patah!" Laporan itu membuat Ella panik setengah mati.

"Aku tidak bisa! Panggilkan dokter Daffin!" Dengan buru-buru dia langsung bangun.

[Ruang Operasi]

Seorang dokter pria dengan telaten melakukan tugasnya sebagai seorang dokter bedah jantung.

Pria berhawa mencekam bernama Daffin William itu memiliki kabut kuning yang selalu setia melindungi tubuhnya. Dia bahkan tidak peduli dengan keluh orang disekitarnya yang mengatakan tidak ada lagi harapan, dan tetap fokus pada ambisinya.

Sebisa mungkin Ella menghindari kontak langsung dengannya. Apa bila Ella menyentuh Daffin, tubuhnya melemah dan dia pingsan.

Ella Chesa, wanita yang mampu melihat mereka yang tidak bisa dilihat manusia pada umumnya itu, tidak tahu mengapa hal ini terjadi. Sejak dia kecil dia mampu melihat mereka, arwah yang terpisah dari tubuh manusia, dan makhluk-makhluk tidak masuk akal lainnya.

"Suction!" dengan dingin Daffin meminta Ella untuk membersihkan darah akibat sayatan baru.

Ella menatapnya sekilas, kemudian melaksanakan perintahnya.

Operasi itu pun berjalan dengan lancar.

Ella keluar dari ruang operasi dan membersihkan dirinya di kamar mandi.

Enam bulan dia telah menjadi seorang dokter di Rumah Sakit William ini, rumah sakit terbesar di Asia dan Daffin lah pewaris tunggalnya.

Dia masih tidak tahu kenapa dia tidak boleh menyentuh pria dingin itu.

Sesaat kemudian, Ella terkejut dengan kedatangan Daffin yang tiba-tiba. Pria berahang tegas itu ikut membersihkan dirinya di sana.

Suasana hening itu membuat Ella sedikit kesal. Wanita dengan kesabaran tissue itu ingin sekali memukul Daffin karena pria itu membentaknya beberapa kali di ruang operasi tadi.

Ella bergidik saat melihat bayangan yang terpantul di cermin. Makhluk halus dengan tampang pucat itu menatapnya dan semakin mendekatinya.

Namun bagai debu yang terhembus angin kencang, dia melebur begitu saja saat Daffin mendekat juga pada Ella. Kenapa semua makhluk itu benar-benar menghilang jika berada di sekitar Daffin? Daffin tidak bisa melihat hantu, lantas mengapa hal itu terjadi?

"Ella Chesa!" Daffin menatap tajam wanita di depannya.

"Apa?"

"Kamu harus membantuku membuat laporan operasi hari ini. Kamu mendengar ku?" ucap Daffin. Dia menatap heran Ella yang hanya mematung seraya menatap dirinya lekat.

"Aku dan yang lainnya akan ke panti asuhan hari ini untuk melakukan pemeriksaan." tolak Ella. Dia sedikit heran kenapa Daffin berbicara banyak padanya. Biasanya pria itu hanya berkata iya dan tidak saja.

"Kamu tidak perlu ikut," ujar Daffin dingin, dia langsung meninggalkan Ella di sana.

"Dasar balok es!" Kesal Ella. Dia tidak akan peduli dengan perintah Daffin selaku ketua dokter bedah jantung dan seniornya itu.

Ella akan lebih peduli dengan anak yatim piatu itu karena Daffin bisa mengatasi semuanya sendiri. Lagi pula sebagai yatim piatu, dia juga ingin berbagi cerita dengan anak-anak di sana.

Kehidupan Ella terbilang cukup ruwet walau kebutuhannya selalu dicukupi Evans kakaknya, satu-satunya keluarga Ella.

Sejak sekolah dasar sampai menengah atas, dirinya selalu di buli karena dia kesusahan mengontrol emosinya saat para hantu mengajaknya bicara dan memintai tolong padanya.

Kakaknya juga terlalu berlebihan padanya. Setiap sekali seminggu pria itu selalu saja mengunjunginya, membelikannya barang-barang karena Ella memang tipekal perempuan yang tidak peduli dengan penampilan. Evans selalu bilang jika Ella bukanlah seorang perempuan. CEO penerus usaha kakeknya itu memang terlalu memanjakan adiknya.

Close Your Eyes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang