Daffin mencium pucuk kepala Ella dan hendak bergabung dengan Bram dan Vino. Mereka akan melakukan operasi besar tiga puluh menit lagi.
"Jangan kemana-mana selagi aku belum keluar! Mengerti?" Ucap Daffin lembut.
"Oke!" Balas Ella sembari mengelus perutnya.
"Jaga mommy ya sayang," ucap Daffin dan kemudian mencium perut Ella.
"Semangat daddy!" Ujar Ella mengelus kepala Daffin.
"Jika butuh sesuatu panggil Rehan asisten ku, kamu bisa juga meminta apapun pada pengawal itu. Mama akan datang sebentar lagi untuk menemani mu." Ujar Daffin.
"Iya sayang," gumam Ella.
"Ahkk! Rasanya sulit sekali untuk meninggalkan mu." Ucap Daffin gemas.
"Pergilah! Dokter Daffin semangat!" Ujar Ella menyemangati suaminya.
Mereka pun pergi meninggalkan Ella.
"Baiklah! Apa yang bisa kita lakukan di sini?" Gumam Ella dan berjalan ke resepsionis sembari mengelus-elus perutnya.
"Dokter Ella, ada yang bisa kami bantu?" Tanya pegawai di sana.
"Tidak! Apa kalian butuh bantuan?" Tanya Ella balik.
"Tidak dok! Dokter Ella duduk saja dan istirahat, kami akan bekerja dengan baik." Ucap salahsatunya.
"Padahal aku sangat bosan!" Ujar Ella dan meninggalkan mereka.
"Hay Alex!" Sapa Ella pada pria yang baru masuk itu.
Alex tersenyum dan menghampiri Ella. Dia kesal pada dirinya yang masih belum bisa menghapus rasa pada Ella. Dia terjebak dalam perasaannya sejak enam tahun lalu dan disinilah dia sekarang berharap Ella selalu bahagia dan baik-baik saja.
"Halo bumil, bagaimana kabar kalian?" Tanya Alex.
"Aku dan baby sehat. Tapi apa yang membuatmu ke sini?" Tanya Ella.
"Mm, kasus itu masih berlanjut dan kami tidak bisa memecahkannya." Ucap Alex.
"Kalian pasti bisa, aku yakin." Ujar Ella.
"Terimakasih! Tapi kamu terlihat sangat cantik." Puji Alex.
"Itu aura ibu hamil." Kekeh Ella.
"Baiklah aku mengerti. Aku izin masuk dulu, jangan keluar sembarangan oke?" Ucap Alex dan pamit meninggalkan Ella.
"Hay sayang!" Sapa Fina membuat Ella berbalik.
"Mama! Tante!" Balas Ella.
"Cucuku sayang!" Ujar Fajumi mengelus perut Ella, tentunya seizin Ella. Mereka tidak mau membuat Ella tidak nyaman.
"Kita ke ruangan ku saja, kita adakan pesta wanita kuat disana. Akan ku pesankan banyak makanan." Ucap Fajumi.
Mereka khawatir dengan pesan anonim yang selalu mengancam keamanan Ella melalui Evans itu. Crish terlibat banyak hal bersama kakek Ella dulu, hal ini membuat mereka semakin waspada. Apapun akan mereka lakukan agar Ella dan bayinya aman.
"Apa bisa kita memesan es krim juga?" Tanya Ella.
"Tentu, asal Daffin tidak tahu saja." Bisik Fina.
🖤🖤🖤
"Dimana Ella?" Tanya Daffin pada asistennya.
"Di ruangan Bu Fajumi. Mereka disana sejak anda melakukan operasi, pak." Jawab Rehan.
Daffin menghela nafasnya lega.
"Oke. Terimakasih untuk bantuan mu, Rehan." Ucap Daffin meninggalkannya.
"Ella!" Panggil Daffin membuka pintu perlahan.
"Ssst!" Kedua wanita itu meminta Daffin untuk tidak berisik. Ella tengah tertidur dengan pulas nya.
"Apa dia nyaman begitu?" Tanya Daffin pelan.
"Kami tidak tega membangunkannya, dia baru tertidur." Jawab Fina.
Daffin menggeser kaki Ella perlahan agar memanjang di sofa dan menyandarkan tubuh Ella ke dadanya. Wanita hamil itu sama sekali tidak terganggu.
"Kamu pasti lelah Daffin, istirahat lah lebih dulu!" Ucap Fina mengurut kaki Ella.
"Tidak ma, aku sama sekali tidak lelah! Ella adalah obat dari semua jenuh dan lelah ku." Ujar Daffin.
Fina tersenyum.
"Aku mengerti sayang, kamu sangat mencintai Ella." Gumam Fina dan Daffin mengangguk.
"Sudah memikirkan nama untuk baby William?" Tanya Fajumi.
"Sudah, akan ku beritahu nanti." Jawab Daffin mengelus lembut perut Ella.
Ella mengerutkan keningnya. Mimpi itu selalu saja menghantuinya akhir-akhir ini.
"Tidak apa-apa sayang, aku di sini." Ujar Daffin mendekap hangat Ella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Close Your Eyes
Horror(akan direvisi) Terlibat dalam sebuah pernikahan dengan Daffin William, dokter dingin yang memiliki hawa mencekam sekaligus membuat Ella merasa aman. Ella Chesa adalah wanita yang mampu melihat mereka yang tak kasat mata, hidupnya yang selalu saja...