"Aku tidak tahu kenapa ada orang setega itu? Kenapa mereka bermain-main dengan nyawa?" kesal Ella menggerutu.
Vino menatap Ella yang berjalan kesal di depannya. "Tenanglah, dokter Ella. Seorang dokter dituntut bekerja profesional. Aku sudah mengurus masalah kita tadi, dan sekarang urus masalahmu." ucap Vino.
"Masalah ku?" tanya Ella. Ella memang terkenal suka membantah para seniornya.
"Kamu terlihat tidak baik-baik saja, apa belum sarapan?" tanya Vino menyelidik.
Ella mengelus perutnya yang tiba-tiba bergemuruh. "Benar. Aku akan makan dulu, mau ikut?"
"Tidak. Aku tidak mau dipecat karena makan bersama istri dokter Daffin." tolak Vino santai.
"Ayolah! Siapa yang akan memecat mu hanya karena mengisi perut?" ucap Ella kesal.
"Aku bercanda, walaupun sebenarnya itu benar. Tapi pergilah, sebenarnya aku sudah sarapan." ujar Vino menolak.
"Tinggal bilang sudah sarapan saja, susah." Ella meninggalkan pria yang terkekeh itu.
Setibanya di kantin, Ella langsung menghampiri Hana yang sedang sarapan dan bersandar di bahunya.
"Kenapa bersandar padaku? Kamu kan sudah menikah," ucap Hana menyambut kebiasaan Ella itu.
"Aku lapar." balas Ella seraya mengangkat kepalanya. Dia langsung memakan snack di depannya.
"Tunggu saja pesanan mu, kenapa harus memakan makanan ku?" tanya Hana kesal.
"Mereka sangat lama." Gumam Ella.
"Oh ya, apa kamu sudah jujur pada dokter Daffin?" Tanya Hana.
"Tidak. Aku tidak berani." Jawab Ella.
"Lebih cepat lebih baik Ella." Kesal Hana dan Ella hanya mengangguk malas.
Mata Ella tertuju pada pria yang tengah memainkan ponselnya, pria itu diganggu tiga makhluk sekaligus. Hantu-hantu wanita itu mencoba menyentuh dan memeluknya.
Tatapannya bertemu dengan manik yang diselidiknya. Pria tampan itu menatap Ella dan Ella langsung membuang pandangannya.
"Hantu juga punya selera yang bagus." Gumam Ella.
"Kenapa? Apa ada hantu di dekat pria itu?" Tanya Hana pelan, dia sadar akan tingkah Ella.
Ella mengangguk.
Tidak lama setelah itu pesanan Ella datang.
"Rasanya lebih enak karena aku sedang lapar." Gumam Ella dengan mulutnya yang penuh makanan.
"Ella, aku harus pergi." Ucap Hana setelah mendapatkan pesan.
Ella mengangguk dan melanjutkan makannya.
"Permisi! Apa aku bisa bertanya sesuatu?"
Ella tersedak karena pria tadi sudah duduk didekatnya.
"Maaf membuatmu terkejut. Apa kamu baik-baik saja?" Tanyanya khawatir.
Ella melambaikan tangannya berulangkali dan langsung minum.
"Apa yang ingin kamu tanya?" Tanya Ella setelah batuknya reda.
"Aku merasa jika aku sedang sakit jadi aku datang ke sini. Saat diperiksa, aku tidak sakit dan katanya hanya kelelahan. Apa mungkin dokter tahu kenapa aku selalu merasa lelah, cemas, dan sering panik?" Tanyanya.
Ella menggeser tubuhnya mundur saat pria itu menatapnya lekat dan dekat. Para hantu disekitarnya terlihat ingin menerkamnya juga.
"Apa pekerjaan mu? Maksudku kamu terlihat seperti orang yang kelelahan." Ucap Ella dan melanjutkan makannya. Dia bergidik dengan hantu yang terobsesi pada pria itu.
"Model." Jawabnya singkat.
Ella menoleh. Pria itu memang terlihat seperti model.
"Sepertinya kamu memang kelelahan. Apa jadwalmu sibuk? Cobalah untuk bermeditasi dan membersihkan pikiran mu agar kamu merasa lebih tenang. Lakukan sesuatu yang menyenangkan hatimu tapi tidak merugikan orang lain." Saran Ella.
Pria itu menatap Ella. Dia merasa perkataan Ella ada benarnya juga, dirinya memang terlalu sibuk. Sesuatu membayang-bayanginya sehingga istirahatnya pun tidak teratur.
"Terimakasih sarannya dok. Aku Victory, mungkin kamu belum mengenalku karena aku baru terjun ke dunia permodelan enam bulan ini." Pria itu memperkenalkan dirinya.
"Aku..."
"Dia Ella, istriku." Ucap Daffin dingin.
Ella menoleh menatap Daffin yang baru datang.
"Ohh, hmm. Begitu." Victory mengangguk mengerti. Sebagai pria, dia mengerti mengapa Daffin menatapnya tajam.
"Terimakasih sarannya dok, aku akan mencobanya." Lanjutnya dan pamit pergi.
Daffin menatap tajam pria yang pergi itu kemudian menoleh ke Ella yang masih makan.
Rahangnya mengeras menahan amarah.
Daffin duduk di dekat Ella dan melingkarkan tangannya di pinggang wanita itu dengan erat.
"Apa ada mereka?" Bisik Ella takut jika keluarga Daffin disana.
Daffin diam dan memeluk Ella semakin erat.
Ella menghentikan makannya dan menatap sekitar.
"Daffin, mereka dimana?" Bisik Ella.
"Diamlah Ella, aku sedang kesal!" Ucap Daffin dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Close Your Eyes
رعب(akan direvisi) Terlibat dalam sebuah pernikahan dengan Daffin William, dokter dingin yang memiliki hawa mencekam sekaligus membuat Ella merasa aman. Ella Chesa adalah wanita yang mampu melihat mereka yang tak kasat mata, hidupnya yang selalu saja...