13

9.3K 591 2
                                    

Hari kedua di desa Niskalawi, mereka masih sibuk dengan pemeriksaan yang kini difokuskan untuk anak-anak.

Sepanjang pagi sampai sore ini, mereka memberikan sosialisasi bagi anak-anak yang akan menjadi penerus bangsa itu.

Ella menatap seorang anak yang menunduk tak berani mengangkat kepalanya. Rambutnya yang panjang dan berantakan menutupi wajahnya.

"Halo sayang, kamu kenapa?" tanya Ella menghampiri namun anak itu langsung mundur ketakutan.

"Kakak bukan orang jahat, kok." ucap Ella ramah.

"Ella," panggil Hana membuat wanita itu menoleh. "Dia ada masalah dengan keluarganya, itu yang kudengar dari gosip warga." bisiknya.

"Sini, sayang. Kamu lapar?" tanya Ella dan anak itu mengangguk.

Ella meraih tangannya dan mengajak anak itu duduk di kursi. "Kak Ella ambil makanan dulu, yah," ujarnya dan langsung pergi kemudian kembali membawa sekotak makanan.

"Tangannya di cuci dulu," ucap Ella meraih tangan anak itu dan mencucinya.

Setelah mencuci tangan, anak itu dengan lahap langsung memakan makanannya.

Tangan Ella terulur mengelus pucuk kepalanya dan merapikan rambutnya. Dia membersihkan wajah anak itu yang sedikit kotor.

"Siapa namamu?"

"A...rumi." jawabnya pelan.

"Arumi, kenapa baru datang?" tanya Ella lembut.

"Arumi bantu nenek sama kakek nyari kayu bakar dulu, kasihan mereka sudah tua harus kerja." jawab anak itu membuat Ella langsung mengangkat kepala menahan tangis.

"Mmm, Arumi makan dulu ya, nanti kakak datang lagi," ucap Ella dan pergi meninggalkan Arumi.

"Mereka membuatku ingin menangis," ujar Ella. Dia langsung meminum kopinya.

"Kehidupan disini memang keras. Akan ku ajukan laporan agar menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap, jika desa ini dikelola dengan baik pasti akan banyak pengunjung yang datang, secara desa ini sangat indah dengan sungai panjang dan air terjunnya." Ujar Farel.

"Benar." Vero mengangguk setuju.


--o0o--

Hari ketiga di desa Niskalawi, tim dokter RS-W diajak untuk berjalan-jalan di sekitar desa.

Desa terpelosok ini tidak sedikit melakukan ritual-ritual aneh. Ella bisa melihat makhluk yang bergantungan di sebuah pohon besar di desa itu.

Mereka percaya, penghuni pohon itu akan membantu melindungi hamparan sawah dan ladang mereka. Ella tahu itu tidak benar, karena para hantu itu hanya senang dipuja-puja dengan makanan dan doa saja. Para makhluk itu tidak benar-benar bisa melakukannya, karena kenyataannya sang pencipta lah yang bisa melakukan hal tersebut.

Ella terperanjat kaget saat wanita tua yang pernah dia periksa tiba-tiba muncul di depannya.

"Jaga dirimu baik-baik, orang seperti mu seharusnya dilindungi dengan baik." ucapnya seraya mengelus tangan Ella.

"Mmm, maksud nenek?" tanya Ella sedikit takut.

"Hawa positif mu membuat mereka takut. Perbuatan-perbuatan baikmu membuat mereka tidak berani mendekatimu." ucap nenek itu dengan serius.

"Apa nenek juga bisa..."

Wanita tua itu mengangguk.

Ella terkejut bukan main. Ternyata dirinya bukan satu-satunya orang yang bisa melihat hantu.

"Nenek!" panggil Arumi dan menggenggam erat wanita itu.

"Kamu membuat cucuku kembali bersemangat, aku akan membantumu jika kamu membutuhkan ku," kata wanita tua itu. Dia menggandeng cucunya dan tersenyum manis.

Ella menatap Arumi yang memeluk boneka beruang yang dia berikan kemarin.

"Ella, cepat," ajak Vero.

Nenek itu menatap Ella. "Jangan bermain terlalu jauh dan jangan penasaran dengan hal yang sebaiknya tertutup. Kita punya akses ke sana, tapi kita lebih baik jangan gegabah." ucapnya ambigu.

"Kamu sudah menikah, itu bagus. Kamu bahkan mempunyai cincin dari Leihut. Itu berarti kamu bukan hanya kuat, kamu memang orang yang terpilih." ujar wanita tua itu dan akhirnya pergi bersama cucunya.

"Maksud nenek? Aku tidak mengerti, nek," tanya Ella namun mereka sudah pergi.

"Ada apa?" tanya Hana menghampiri Ella.

"Aku tidak tahu, Han. Aku tidak mengerti kenapa dia selalu mengatakan hal yang sulit untuk dimengerti," jawab Ella.

"Memangnya kalian membahas apa? Kamu tahu sendiri pendidikan disini sangat tertinggal, sekolah disini bahkan hanya SD dan SMP saja." Hana menatap Ella seraya mengangkat sebelah alisnya.

Close Your Eyes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang