03

13.9K 757 6
                                    

Ella memakai cincin yang kakaknya berikan itu, kemudian menatap Daffin yang baru masuk ke rumah sakit.

"Kabutnya masih disana, apa cincin ini benar-benar membuatku bisa menyentuhnya?" gumamnya. Menurut penjelasan sang kakak, dia bisa menyentuh Daffin jika mengenakan cincin itu.

Atensi Ella beralih pada pemandangan yang tidak biasa itu. Dia berlari menghampiri wanita yang berjalan kikuk. Ella memutar badannya dan langsung menendang pria yang mendekatinya. Sebuah pisau terlempar bersamaan dengan tubuhnya yang terpental cukup jauh.

"Bukankah kamu pasien Adrian? Wah! Yang sakit ternyata mental mu, bukan ginjal mu." ucap Ella tak habis pikir. Dia langsung menahan pria itu dengan mengunci tangannya di belakang.

Petugas dari rumah sakit jiwa langsung datang dan meminta maaf pada mereka, dan pada wanita yang tengah diincar pasien mereka itu.

"Terimakasih dokter Ella, kami akan menangani ini." ujar salah satu dari mereka. Setelah beberapa saat, mereka pun langsung pergi.

"Ella! Kamu baik-baik saja?" tanya Fajumi menghampiri. Dia adalah direktur utama, putri sulung Crish William.

"Aku baik-baik saja, bu." jawab Ella. Dia sedikit terkejut dengan kedatangan wanita itu.

"Jangan melakukan hal berbahaya! Bagaimana jika kamu terluka?" ujar Fajumi benar-benar khawatir. Perhatian wanita pemarah dan dingin itu langsung menjadi perbincangan hangat. Hubungan Ella dan Daffin langsung dipertanyakan karena sikap keluarga William selalu spesial pada Ella.

Ella mengangguk, lalu menatap Daffin yang menghampirinya juga.

"Dasar bodoh! Apa kamu tahu nyawa dokter itu berharga?!" ucap Daffin dengan nada marah dan penuh penekanan. Keluarga William memang sangat dingin dan pemarah.

"Maaf," ujar Ella tak tulus, dia terlalu keras kepala untuk diatur.

Sementara Fajumi tersenyum melihat mereka berdua. Sudah lama mereka ingin hubungan Ella dan Daffin berlayar lebih jauh sejak kejadian itu. Daffin jarang berbicara pada orang apalagi wanita, dan Ella yang secerah matahari itu membuat Daffin sering mengomel.

"Kenapa kalian tidak menikah saja?" Tanya Fajumi gemas membuat kedua orang itu menatapnya terkejut.

--o0o--

Ella terbangun dari tidurnya karena suara aneh yang berasal dari pintu balkonnya.

Dengan berani dia mengintip dan langsung keluar. Dia berpura-pura tidak melihat sosok hantu yang ingin masuk ke dalam apartemennya.

"Udara malam ini sangat segar," kata Ella. Dia langsung duduk di kursi balkonnya.

Sebenarnya Ella kedinginan karena piyama tipisnya yang terbuka itu, tapi hantu itu sudah melihatnya dan jika dia menghindar maka hantu itu akan curiga dan semakin mengganggunya.

Entah pertahanan apa yang ada di apartemen itu, tetapi tidak ada makhluk sama sekali yang bisa masuk ke sana. Ella curiga dengan kehadiran Daffin, atau mungkin karena apartemen mewah itu adalah milik keluarga William.

Ella menoleh dan melihat ke arah Daffin yang tiba-tiba muncul di balkon sebelah. Pria itu mengehela nafasnya dan menatap jauh ke langit yang penuh bintang.

Hantu itu langsung melebur bagai abu yang tertiup udara.

Suara bersin Ella membuat Daffin menoleh dan melihatnya.

Pria itu menatapnya dingin dan menggeleng. "Jika keluarga ku memintamu untuk menikah dengan ku, tolak saja,” ucapnya dingin.

Ella menguap. "Aku akan menolaknya tanpa kamu minta begitu." jawabnya santai.

"Tapi katakan pada kakakmu agar dia tidak setuju juga."

"Dia setuju. Aku tidak tahu kenapa mereka bermain-main dengan pernikahan,” gumam Ella. Dia membungkuk untuk memijat kakinya yang memar karena terjatuh di tangga.

Daffin melihat Ella sekilas. Pakaian itu tentu saja akan langsung memikat pria normal. Dia pun langsung membuang pandangnya jauh.

"Coba cari wanita lain agar aku tidak harus menghindari mereka. Bilang saja kamu sudah mencintai wanita lain, atau jangan-jangan... kamu gay?" tanya Ella. Mulutnya memang terlalu lancar.

"Aku normal, Ella! Kenapa bukan kamu yang mencari kekasih agar aku bisa meyakinkan mereka jika aku tidak harus menikahi mu? Itu salahmu karena tiba-tiba tidur di kamarku."

Ella menatap Daffin. Pria itu benar-benar banyak bicara satu hari ini. "Bagaimana jika kita membuat skenario bertengkar didepan keluargamu? Mereka berpikir jika kita sudah pernah tidur bersama, pura-pura lah selingkuh!" saran Ella.

"Tidak, aku bukan pembohong." tolak Daffin dengan segera.

Ella berdecak kesal dan memutar bola matanya malas.

Close Your Eyes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang