53

7.1K 424 2
                                    

Ella menatap dokter yang pergi itu. Dokter itu sama sekali tidak peduli dengan permintaan Ella karena dia dibayar mahal sebagai dokter khusus Andrew.

"Kamu harus menjaga kesehatan mu!" Ucap Andrew dingin dan duduk di ujung kasur.

"Aku tidak akan begini jika kamu tidak menculik ku!" Balas Ella segera. Dia berdiri dengan malas namun pria itu menariknya pelan untuk duduk kembali.

"Aku menculik mu agar aku bisa membuat Evans menderita sebelum aku membunuhnya!" Ujarnya menarik dagu Ella.

Ella membalas tatapan pria itu dengan tajam, matanya menunjukkan tatapan menantang yang tidak takut akan ancaman Andrew. Dalam seperkian detik tatapan itu melembut dan berubah penuh cinta.

"Kamu tidak akan bisa melakukan apapun, kecuali menangis dan meratapi perbuatan yang akhirnya kamu sesali. Hentikan semua ini, sayang!" Ujar Ella.

Andrew terdiam seribu bahasa. Itulah yang istrinya katakan sebelum dia berangkat keluar membunuh kakek Ella di malam itu.

Dia langsung menahan tubuh Ella yang melemas itu. Matanya perlahan-lahan tertutup dan dia tidak sadarkan diri.

"Viona?" Ucap Andrew pelan. Dia membaringkan Ella perlahan dan meneliti wajah Ella yang lelah itu.

Malam kedua dengan psikopat itu pun terlewati.

Ella terbangun dari tidurnya dan langsung mengelus perutnya dengan panik.

Dia mengingat mimpinya tentang seorang ibu hamil yang menghampirinya. Hantu itu memasuki tubuhnya dan melakukan hal-hal yang tidak bisa dia kendalikan. Itulah ketakutan terbesarnya, tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.

"Kamu sudah bangun? Bersyukurlah karena aku sudah menyediakan sarapan untuk mu!" Ucap Andrew yang duduk di sofa sambil menatapnya.

"Daffin! Aku ingin pulang, aku takut," lirihnya.

"Jika kamu menangis bayimu akan ikut bersedih. Sudah kubilang dia tidak ada masalahnya dengan ku!" Ujar Andrew menghampiri Ella.

"Lepaskan aku, tolong!" Pinta Ella.

"No, dear! Rencana ku pasti berhasil, aku yakin." Tolak Andrew.

"Bos! Kami sudah mengurusnya." Ujar Doddy melapor. Mereka sudah membuang korban Andrew dan mungkin kepolisian akan segera menemukannya.

"Bagus!" Ucap Andrew santai. Ini adalah salah satu rencananya agar mangsanya terpancing kali ini.

"Carikan aku mangsa lain, itu akan menjadi umpan terakhir." Perintahnya dan Doddy langsung mengiyakan. Pria itu pergi sesuai perintah bosnya.

"Jangan lakukan itu lagi! Tolong pikirkan keluarga mereka! Apa salah mereka sampai kamu membunuh mereka?" Ucap Ella marah.

"Aku tidak peduli!"

"Lepaskan mereka, ku mohon! Biarkan aku menjadi korban terakhir mu!" Pinta Ella.

Andrew tersenyum miring.

"Baiklah! Kamu akan menjadi korban terakhirku!" Ujarnya.

"Tapi itu artinya aku akan membunuhmu terakhir, aku tidak akan berhenti membunuh sebelum aku menyentuhmu!" Ucap Andrew memandang remeh wanita di depannya. Dia puas dengan kemarahan yang tersirat dimata Ella. Mata yang seolah-olah menghipnotis itu tidak boleh dia pandang lama-lama atau hancurlah rencananya.

"Persetan dengan mu! Apa kamu tidak tahu bahwa mereka yang sudah kamu bunuh masih disini berusaha untuk keluar dan menemui keluarganya?" Marah Ella.

Andrew mengangkat sebelah alisnya.

"Mereka semua disini, Andrew!" Ucap Ella tegas.

"Baiklah sayang! Aku mengerti!" Ujar Andrew menarik tangan Ella. Ella langsung menepisnya dan menatap pria itu penuh marah.

"Dasar pembunuh!"

Andrew menatap Ella lekat. Mata wanita itu menggambarkan bagaimana cara istrinya memandang dirinya setelah mengetahui kehidupannya yang asli.

"Hentikan Ella Chesa! Jangan bertindak seolah-olah aku adalah satu-satunya orang yang bersalah disini!" Teriak Andrew.

"Kamu pembunuh!" Teriak Ella.

"Ella Chesa!" Bentak Andrew. Dia merasa jika sesuatu sedang terjadi pada wanita itu. Tatapannya benar-benar mirip dengan sang istri.

Sementara itu para hantu disana berteriak khawatir pada Ella yang tidak mampu mengendalikan dirinya. Kebencian dan ketidak yakin-an yang ada pada diri Ella membuat roh Viona mampu memasuki tubuhnya. Mereka tidak bisa membantu karena mereka tidak bisa mendekati Ella, Viona bisa melakukannya entah bagaimana. Ini adalah kali kedua roh memasuki Ella setelah semalam, oleh hantu yang sama.

"Kamu pembunuh! Kamu pembunuh! Pembunuh!" Teriak Ella. Wanita itu menutup telinganya karena teriaknya sendiri.

"Keluarlah! Roh seperti mu tidak layak memasuki ku, aku sudah terikat dan tidak ada yang bisa menggangu ku!" Batin Ella. Dia merasakan sakit yang luar biasa pada kepalanya dan berakhirlah hal itu bersamaan denging keras di telinganya. Dia kembali memenangkan tubuhnya.

Andrew menatap Ella yang kini mengelus perutnya dengan panik. Dia menghampirinya dan langsung memeluk Ella.

"Lepaskan sialan!" Pekik Ella mendorong pria itu sekuat tenaganya.

Ella melihat ke sekitar ruangan dan roh yang tidak sempat dia lihat dengan jelas itu melebur begitu saja. Dia tidak mengingat apapun.

"Kamu baik-baik saja?" Tanya para hantu di sana dan Ella menggeleng.

"Apa kamu bisa melihat Viona ku?"

Close Your Eyes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang