Ella keluar dari kamar mandi dan mengeringkan rambutnya di depan cermin. Dia memoles krim di wajahnya dan pelembab bibirnya.
"Dimana aku menaruh ponselku?" gumamnya. Dia mulai mencari ponselnya.
"Mau kemana?" tanya Daffin saat mereka berpapasan di pintu kamar.
"Aku lupa menaruh ponselku dimana. Mungkin tertinggal di mobil," jawab Ella.
"Kamu akan keluar dengan itu?" Daffin menunjuk pakaian Ella, piyama tipis yang terbuka itu.
Ella langsung menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Cincin ku!" Batinnya. Dia melihat kedua cincinnya yang tergeletak di atas nakas. Dia melepaskannya tadi.
Ella ingin mengambil cincinnya namun tangannya mengenai tangan Daffin.
Dia terkejut. "A-aku bisa..." Ella menatap tangannya dan kemudian menyentuh Daffin lagi.
"Kenapa?" tanya Daffin menatap Ella yang kebingungan.
"Bagaimana bisa aku menyentuhnya tanpa cincin itu? Apa yang terjadi? Apa mataku sudah sembuh?" batinnya.
Dia berlari ke balkon hendak menguji matanya. Dia menatap sekitar namun tidak ada hantu, semua tempat di sekitar Daffin memang aman dari para makhluk, jadi Ella belum yakin.
"Ada apa? Semua baik-baik saja?" tanya Daffin.
Ella masuk kembali ke kamar dan ingin keluar namun Daffin menahannya. "Kenapa, hm? Ada apa?"
"Sejak kapan ini terjadi?" Ella menatap Daffin kebingungan. Kabut itu masih menyelimuti tubuh Daffin, itu artinya dia masih bisa melihat hantu, bukan? Apa yang terjadi sebenarnya?
"Kenapa, Ella? Kamu membuatku ikut khawatir." ujar Daffin.
"Sebenarnya siapa kamu? Apa kemampuan mu?" tanya Ella dalam hati.
Daffin memeluk Ella. "Apa yang kamu pikirkan? Kamu kelelahan? Istirahatlah," ucap Daffin lembut.
"Harusnya nenek Arumi mengerti hal ini." Batin Ella.
"Apa yang kamu lakukan?" pekik Ella saat Daffin mengangkatnya ke kasur.
"Kamu butuh istirahat." jawab Daffin. Dia pun membaringkan tubuh istrinya.
"Aku akan mengambil ponselmu dan jangan turun ke bawah. Di sana ada temanku, aku tidak mau mereka melihat istriku dengan pakaian ini." ucap Daffin seraya menarik tali baju Ella yang melorot itu.
"Tidurlah sayang." Daffin mencium kening Ella dan meninggalkannya.
"Aku mencintaimu, Daffin." Gumam Ella pelan saat pria itu pergi. Entah bagaimana dia bisa menahan gejolak cinta itu dengan diam. Dan entah sejak kapan dia merasakan itu semua. Apa dia benar-benar mencintai Daffin?
--o0o--
Ella terbangun dari tidurnya yang lelap. Dia menguap dan menoleh pada Daffin yang sedang duduk di sofa sembari fokus pada layar tabletnya.
"Daffin!" teriak Ella marah. Dia mendapati leher, bahu dan dadanya memerah saat melewati meja rias, saat hendak ke kamar mandi.
Daffin tersenyum miring dan menoleh. "Apa?" tanyanya.
"Apa yang kamu lakukan padaku, sialan?" pekik Ella tidak terima. Bekas-bekas itu tidak ada saat dia tidur. Dan sekarang?
"Memangnya ada apa?" Daffin menatapnya.
"Lihat ini! Kamu pasti melakukan sesuatu padaku!" marah Ella.
Daffin tersenyum tipis. "Salah siapa memakai pakaian seperti itu? Aku mana tahan," ucap Daffin santai.
"Dasar pria brengsek! Kamu harus tanggung jawab!" Ella masih tidak terima.
"Tanggung jawab? Ayolah sayang, kenapa kamu begitu lugu? Kamu kan istriku," ucap Daffin menghampiri Ella.
Dia mengelus leher Ella dengan sensual dan menatapnya intens.
"Jangan menyentuh ku!" ucap Ella hendak memukulnya namun Daffin bergerak cepat menahan tangan Ella.
"Bagaimana cara kita menutupi ini?" gumam Daffin seraya mengelus leher Ella sampai kissmark di dadanya.
"Aku suka jika kamu memakai pakaian seperti ini, tapi aku tidak suka jika aku harus menahan diriku. Izinkan aku untuk melakukannya, Ella." ucap Daffin membuat Ella meremang. Tangan kiri pria itu juga mengelusnya nakal dari belakang.
"Aku tidak mau!" kesal Ella berlari ke kamar mandi.
Ella menatap wajahnya yang bersemu merah di cermin.
"Dasar pria brengsek! Aku memang mencintaimu, tapi aku tidak mau disentuh pria yang tidak mencintai ku balik!" umpatnya kesal, dia menggerutu pelan.
"Bahkan dadaku? Persetan dengan mu, Daffin!" teriaknya sambil menutup wajah.
Daffin di luar tersenyum mendengar teriakan melengking Ella itu. "Sangat menggemaskan," gumamnya dan kembali duduk di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Close Your Eyes
Horror(akan direvisi) Terlibat dalam sebuah pernikahan dengan Daffin William, dokter dingin yang memiliki hawa mencekam sekaligus membuat Ella merasa aman. Ella Chesa adalah wanita yang mampu melihat mereka yang tak kasat mata, hidupnya yang selalu saja...