48

6.9K 383 0
                                    

"Dimana kamu mendapatkan ini?" Tanya Alex menatap lekat gambar-gambar jalan yang Ella berikan.

"Ke tiga gambar ini adalah tempat dimana korban di temukan." Lanjutnya dan menatap Ella serius kemudian menatap heran semau gambar itu.

"Sudah kubilang aku hanya melihatnya di mimpi. Mungkin feeling ibu hamil." Jawab Ella. Semua gambar itu sesuai dengan lokasi dimana dia mengikuti pria yang membunuh dalam mimpinya itu.

"Gedung ini memberiku perasaan aneh, ku rasa ada sesuatu di sana." Gumam Ella.

"Jadi kamu bermimpi dan menyewa seseorang untuk menggambarkan semua ini?" Tanya Alex dan Ella mengangguk.

"Sudah memberitahu kak Evans dan suamimu?" Tanya Alex lagi.

"Sudah." Jawab Ella cepat.

"Aku akan membahas ini dengan kak Evans nanti. Sekarang masuklah!" Ucap Alex.

"Ini mungkin hanya kebetulan." Gumam Alex memastikan Ella masuk ke rumah sakit dengan aman.

Sementara itu di balik pohon, seseorang mengawasi mereka sejak lama.

Pria yang tertutup rapat oleh pakaian hitam itu melipat tangannya di dada.

"Ternyata Chesa itu sedang hamil, dan dia menikah dengan seorang William. Mangsa yang sangat tepat." Ucapnya dan menghilang di kerumunan.

Ella menghampiri Daffin.

"Kamu dari mana saja sayang?" Tanya Daffin.

"Memberikan yang tadi pada Alex." Jawab Ella.

"Baiklah, apa yang istriku ingin makan siang ini?" Tanya Daffin lembut.

"Nasi goreng spesial yang Nick bawa kemarin." Jawab Ella.

"Kebetulan sekali, mereka akan datang hari ini. Bisa menunggu sampai mereka datang? Kita cari yang lain." Ucap Daffin.

"Kalau begitu aku mau ayam bakar buatan mama." Jawab Ella.

"Oke, tunggu sebentar ya sayang." Ucap Daffin dan langsung menghubungi mamanya. Setelah itu dia kembali menatap Ella dengan lembut.

"Dokter Daffin, ada keadaan darurat." Panggil Vino tergesa-gesa.

"Apa?" Tanya Daffin.

"Operasi mendadak." Jawab Vino panik.

"Aku segera datang." Balas Daffin dan Vino langsung berlari kembali.

"Jangan kemana-mana, oke?" Ucap Daffin mencium kening Ella dan berlari mengikuti Vino.

"Semangat daddy!" Ella melambai pada suaminya itu.

"Baiklah baby Elvin, sekarang kita kemana lagi?" Gumam Ella. Dia melangkahkan kakinya menuju ruang tunggu dan menyapa anak-anak di sana.

"Aku ingin minum es kopi." Gumam Ella menatap seorang wanita melewatinya sambil menyeruput kopi.

"Semoga jus kiwi bisa membuatku tidak menginginkan kopi!" Gumamnya dan berdiri hati-hati.

"Permisi dok!" Seorang pria tua menghampiri Ella yang baru saja ingin melangkahkan kakinya.

"Dokter-dokter disini sedang sibuk, bisakah anda memeriksa keadaan temanku yang sedang sakit?" Tanya pria itu.

Ella menatap sekelilingnya. Keadaan rumah sakit memang sedang sibuk-sibuknya.

"Dimana temanmu itu pak?" Tanya Ella ramah.

"Dia di mobil. Aku tidak bisa membangunkannya." Jawab pria itu.

"Apa separah itu? Akan ku panggilkan perawat untuk membawanya ke dalam. Tunggu seben.."

"Tolong periksa terlebih dahulu dok." Pinta pria itu dengan panik.

"Baiklah, dimana dia pak?" Tanya Ella dan mengikuti pria itu.

Ella menautkan alisnya saat pria tadi malah memintanya masuk ke dalam.

"Apa dia di dalam?" Tanya Ella.

"Iya dok!" Ujar pria itu mengambil sesuatu dari kantongnya. Dia mengawasi sekeliling dan langsung membekap mulut Ella dengan bius sampai wanita itu pingsan.

Beberapa temannya datang dan membawa Ella hati-hati ke dalam.

"Jangan sisakan jejak atau bos akan membunuh kita." Ucap salahsatunya dan meninggalkan pria tua itu.

  Tidak lama setelah itu Fina datang dengan senang sembari membawa pesanan menantunya itu.

"Diaman Ella?" Tanyanya pada pegawai resepsionis.

"Dokter Ella sedang tadi duduk di ruang tunggu Bu, dan sekarang aku tidak tahu dimana dia." Jawabnya.

Fina mengangguk dan menelpon Ella.

Dia berbalik saat suara ponsel Ella terdengar, dia mengenali dering itu.

"Tunggu!" Panggil Fina tegas pada pegawai kebersihan yang panik itu.

"Bagaimana bisa ponsel menantuku ada padamu?" Tanyanya.

"Apa yang ibu maksud?" Tanya wanita itu panik.

Fina kembali menelpon dan ponsel yang dia sembunyikan berdering.

"Maaf Bu! Saya benar-benar tidak tahu! Saya menemukannya di halaman belakang, saya berani sumpah Bu!" Ujarnya panik.

"Ikut aku!" Marah Fina.

Close Your Eyes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang