34

8.1K 499 6
                                    

Daffin membuka pintunya dan menatap Ella yang membisu di sofa. Setelah operasi selama tiga jam itu, posisi Ella masih sama dari tadi.

"Ella, apa kamu lapar? Aku sudah meminta asisten ku agar membawa makanan untukmu." ucap Daffin.

Ella menoleh dan tersenyum. "Aku tidak lapar." balasnya.

"Benarkah?" Daffin meraih tangan Ella dan meletakkannya di pipinya. "Tanganmu selalu hangat, aku suka dengan aroma mu juga." ucap Daffin.

"Apa yang sedang kamu pikirkan? Yang tadi?" tanya Daffin dan Ella langsung membuang pandangannya.

Daffin menurunkan tangan Ella agar melingkar di lehernya. Dia menarik wanita itu ke pangkuannya.

"Dia sudah dibawa pulang oleh keluarganya. Mereka berterimakasih pada mu karena sudah melakukan yang terbaik," ujar Daffin.

Ella menyenderkan kepalanya ke dada bidang suaminya dan bernafas lega. "Mereka pasti sangat terluka." gumam Ella.

"Masuk," ucap Daffin setelah mendengar ketukan pintu dari luar.

"Letakkan di atas meja dan keluar," ucapnya dingin pada pria yang membawa pesanannya itu.

"Baik, pak." Pria itu langsung keluar.

"Sekarang, makan lah," ujar Daffin.

"Aku memang tidak lapar, Daffin," tolak Ella.

"Tidak lapar? Biasanya kamu memang makan tanpa rasa lapar." Daffin menyelidik wajah istrinya yang tadinya murung.

"Apa?" kesal Ella mengangkat kepalanya dan menatap Daffin.

"Sekarang makan atau aku akan memakan mu!" ancam pria itu.

Ella melepaskan pelukannya dan turun dari pangkuan Daffin. "Kamu bahkan memesan banyak makanan." gumamnya.

"Tadi salah satu dari temanmu kemarin datang." ucap Ella sembari memulai memakan makanan itu.

"Siapa?" tanya Daffin.

"Mana aku tahu! Dia langsung membuka pintu dan mengatakan sesuatu tentang senjata. Aku tidak mengerti apa maksudnya dan dia langsung izin keluar tanpa menanyakan keberadaan mu." jawab wanita itu.

"Itu pasti Nick." tebak Daffin.

Daffin menatap Ella yang menyodorkan makanan itu ke mulutnya. Saat hendak memakannya, Ella langsung memasukkan makanan itu ke mulutnya sendiri dan tersenyum jahil.

Daffin langsung mencium Ella dan mengambil semua makanan yang sudah masuk ke mulut Ella itu dengan lidahnya. "Jangan bermain-main dengan ku, sayang!." ucapnya seraya tersenyum miring.

"Berani sekali kamu..."

Daffin mencondongkan tubuhnya membuat Ella langsung menutup mulutnya. Dia menyeringai. "Makanlah dengan baik." ucapnya lembut dan menyeka bibirnya sendiri.

Setelah beberapa saat, mereka menoleh bersamaan pada pintu yang tiba-tiba terbuka.

"Kamu baik-baik saja, sayang? Mama sangat khawatir setelah mendengar laporan tadi." ujar Fina berlari kecil dan langsung memeluk menantunya yang masih makan.

"Aku baik-baik saja, ma. Aku hanya terkejut, sungguh." Ella membalas pelukan hangat Fina.

"Kakek tahu kamu akan menolak jika di rumah saja, tapi tolong jangan memaksakan diri, Ella. Kamu memang seorang dokter, tetapi kamu juga keluarga William." ucap Crish yang berjalan lambat dengan tongkatnya.

"Maaf membuat kalian semua khawatir." gumam Ella. Dia selalu saja di ratukan oleh keluarga William.

"Ma!" kesal Daffin melepaskan tangan Fina dari Ella.

"Mama juga khawatir, Daffin. Tidak bisakah mama memeluk Ella sebentar?" tanya Fina dan Daffin langsung menggeleng. Fina tersenyum dan semakin memeluk Ella dengan erat.

"Terimakasih, ma. Aku benar-benar bisa merasakan kasih sayang orang tua dari mu," ucap Ella membalas pelukan hangat yang dia rindukan itu.

Daffin memutar bola matanya malas dan membuang pandang.

"Kamu mirip sekali dengan papamu," kekeh Crish.

"Itu yang membuat ku kesal, kenapa aku harus mewarisi sifat papa itu?" balas Daffin kesal.

"Semoga saja Daffin memang benar cemburu, aku tidak mau jika harus menunggunya lama sadar bahwa aku mencintainya." batin Ella.

"Ma!" kesal Daffin lagi lantaran mamanya masih memeluk khawatir Ella.

"Apa kamu pikir mamamu akan merebut Ella dari mu?" tanya Fajumi yang baru datang.

"Tapi Ella tidak nyaman dipeluk begitu." jawab Daffin.

"Tidak. Aku nyaman, kok." ucap Ella membuat Daffin berdecak kesal.

"Sudah, sudah!" kekeh Fina melepaskan pelukannya.

Ella menatap Daffin yang langsung menariknya lebih dekat dan melingkarkan tangannya erat di pinggangnya.

"Kami tidak akan merebut Ella dari mu," ucap Fina menggelengkan kepala.

Close Your Eyes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang