Deep Black

15 3 0
                                    


Setelah sudah melepas peluru kelangit, Arthur langsung mengecek pelacak dihandphonenya. Terdeteksi dan tidak ada yang menyadarinya. 'Pake cara kasar sih.. haha', prinsip Arthur hanya kalau musuh melawan.. ia akan membalasnya balik.


Lalu, selanjutnya.. Arthur menembak lagi tapi menggunakan peluru dan pistol biasa. Suaranya lumayan berisik, dari helikopter pun mendengar itu.


/DORR


Helikopter itu semakin menjauh dari daratan dan naik. Arthur mengincar bagian baling-baling nya dan tepat pada sasaran!. Sekaligus sudah ada yang memperingatkan. "KITA DITEMBAK! MUNDUR!!!!", salah satu dihelikopter menyadari asal tembakan itu.


Laki-laki itu sedikit penasaran, kenapa harus memakai helikopter kalau ada Tank? Apa Dallen sengaja? Yah.. yang pasti seperti perkataan Dallen. Memang Arthur keberadaanya sudah diketahui oleh anak berumur 15 tahun itu.


"Gimana pengiriman bom-nya?", tanya Dallen kesatu buahnya.

"Berhasil, tapi sepertinya ia membalas balik dengan menembakkan helikopter",

"Apa ada yang rusak?!",

"Bagian sisi dan kaca saja yang kena tembakan",

"Syukurlah.. kembali dan beri laporan hari ini!", tegas Dallen dengan bawahannya.

"Siap!",


Setelah menutup teleponnya, kakaknya tiba-tiba masuk keruang kerja Dinella. "Ya Ampun! kaka belum tidur? sudah malam ini!!", khawatir Dinella dengan kakak-nya. "Kakak ingin melihat kerja mu.. apa.. tidak boleh?", Dallen mempersilahkan kakaknya duduk diruang kerja.


Kakak laki-lakinya melihat sekitar dan berantakannya ruang kerja ini. Penuh dengan kertas dimana-mana, bahkan buku pun juga. Dallen yang tadi sedang melihat berkas-berkas, menjadi tidak fokus dan nyaman kalau ada kakaknya disini. "Hei kak.. aku tidak bisa fokus kalau kakak disini", sambil menutup berkasnya kembali.


"Kudengar kau menangkap buronan itu? hebat sekali adik-ku", sambil mengelus kepala adiknya. Dallen terkejut dan senang mendengar perkataan langsung dari kakak tercintanya. Dallen mencium pipi kakaknya dan memeluk, "Terimakasih!". "Buronan itu ada dimana sekarang?", tanya kakak-nya.


"Aku baru melepaskan bom peringatan saja.. kalau mendeteksi keberadaan buronan itu.. aku sudah dapat", ucapnya sambil bersemangat.


Perkataannya yang barusan itu terdengar oleh Arthur, karena laki-laki itu juga membalas balik dengan meletakkan pendeteksi. Helikopter itu sudah tiba dan Arthur mulai menyesuaikan tempat.


Pendeteksi milik Arthur lebih canggih. Dengan sekali menempel sesuatu, ia akan menyebar ke satu wilayah bahkan menyambar lain. Helikopter yang sudah diparkirkan dan ada peluru pendeteksi, sudah menyebar keruang kerja Dallen.

Choose! Fairly Together!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang