Harmonious Family [3]

14 4 0
                                    




Aku sudah muak punya-ku direbut. Aku muak dengan orang yang berpura-pura dipihak-ku. Aku juga sudah muak tidak dipercayai siapa-pun. Aku tidak punya dukungan dari siapa-pun, kalaupun ada.. itu diri-ku sendiri. 


Aku benci semua orang, bahkan aku juga benci diri-ku sendiri. Aku tidak butuh apapun.. aku hanya ingin diperhatikan, disayang. Itu saja..


"Hughh... Professor...", tangisan gadis itu ditelpon bersama selimutnya. Matanya berkaca-kaca. Rasa ingin bunuh diri cewek ini meningkat. Ia ingin segera cepat-cepat mati. Ia curhat ke guru tersayang-nya.. walau sudah dilarang sama Karo, tapi karena kepercayaannya dibuat runtuh, ia akan melakukan timbal balik yang sama. 


"Nona Myao, kenapa ada menangis?", tanya OTA dengan suara datar tapi lembut.

"O-OTA.. bi-bisakah kamu menemui-ku ditaman kota? saya.. ingin sekali bertemu dengan anda...", tangisan gadis ini membuat OTA tidak bisa menolaknya. 

"Sekarang pun saya bisa, saya akan sampai 3 menit ditaman", OTA bersiap-siap dan menemui murid-nya itu. 


Dari jauh, gadis berumur 15 tahun ini menutupi wajah-nya dengan tangan dan rambut yang terurai karena angin di-malam hari. OTA mendekati-nya dan duduk disebelahnya. Ia bisa mendengar tangis isak Leree. Leree ingin bercerita, tapi ia sudah terisak-isak untuk berbicara. 


"Nona bisa berbicara pelan-pelan saja, saya pendengar yang baik", kata OTA.

"Apa saya bunuh diri saja ya?..", 

"Kenapa nona bilang begitu? anda kan cantik, dipuja sama orang-orang. Kenapa harus mati muda seperti ini?", Walaupun muka dan nada datar, tapi perkataannya bikin gadis ini luluh.

"Begini.... ", ia bercerita panjang sampai selesai.


OTA sebenarnya juga niat dengan bersengkol keluarga Ree, memanfaatkan anak-anak mereka.. tapi ia tidak akan mengusik harta atau bahkan kediamannya. Bisa dibilang sisi baik OTA tidak tergiur dengan harta apapun, ia hanya gila ilmu yang akan sebelum datang ajal-nya. 


OTA mengelus bagian belakang tubuh Leree supaya tenang, dan berhenti menangis. Tangisan pun mereda dan Leree berterima kasih kepada OTA yang mau ingin bertemu langsung. "Terima kasih OTA, maaf membuat-mu repot begini", kata Leree. 


"Saya tidak keberatan, besok ada kelas siang dengan saya, jadi kalau ada kesulitan.. saya ada waktu senggang dirumah anda". Leree pulang kerumahnya dengan diantarkan mobil OTA.


"Anda bisa menyetir? saya baru tau", Leree salfok dengan OTA yang bisa mengendarai. Ia pikir ia terlalu kaku untuk mengendarai mobil.

Choose! Fairly Together!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang