Debutante [2]

23 2 0
                                    



Kiran berpamitan dengan mereka ber-3 dan menunggu malam yang sudah diganti rencana-nya. Lagi-lagi Zeera menatap Arthur dan laki-laki itu pun membalas-nya. Kiran menyadari mereka saling menatap aura benci, gadis itu pun langsung menarik tangan Zeera dan membawa pergi. Arthur bernapas lega dan segera masuk kedalam. 'Cowok itu..', "Hahhhhh", sambil menghembus nafas kasar.


Ayla yang dengar dari tadi mendengar Arthur mengeluh berbalik badan dan bertanya, "Apa karena kedatangan mereka Arthur jadi kesal begini?". Arthur menggeleng, lalu apa yang dipusingkan?. "Mungkin karena mata cowok tadi merah sepertinya? benar kan tuan Ree?", tanya Hyuji. Arthur mengangguk dan langsung duduk disofa.


"Mata merah keturunan wilayah ganas. Bawahan nya yang tadi Zeera.. bisa jadi lahir dan dibesarkan disana", Arthur tidak yakin itu mata merah asli wilayah disana atau keturunan.

"Maksud ganas apa itu?", setau Ayla hanya dunia mati yang punya mata merah.

"Mata merah punya keistimewaan. Ada yang dari dunia lu, ada yang dari insiden wilayah, ada juga yang keturunan karena apapun itu".

"Insidennya Red of Night, kalau tidak tau insiden itu.. dulu ada bom yang jatuh disana dan membuat semua orang-orang disana mati atau kena virus merah. Tidak berbahaya.. hanya saja efek samping itu, membuat mata menjadi merah atau punya ketergantungan mati", diperjelas Hyuji.


Tanda Ketergantungan Mati ada di bagian punggung orang di wilayah sana. Tanda itu berbentuk bulat dan ada panah berbentuk arah mata angin. Kalau tanda-nya sudah mulai berwarna hitam, mereka akan mati. Berbeda dengan dunia mati, kalau punya mata merah, menandakan benar-benar iblis dan keturunan asli. Entah Ayla keturunan siapa yang membuat mata-nya bisa berwarna biru langit.


Ayla mengagguk paham dan ikut berpikir. Arthur tidak mempermasalah mata atau keturunan-nya, hanya saja itu membuat diri-nya tertarik. "Ya pokok-nya bawahan Fujiwara ngawasin gw, gw cape ngurus ke begituan", janji tetap janji. Mau tidak mau Arthur akan menempati janji nya dan membalas budi.


"Ugh...", tiba-tiba denyut nadi Arthur terasa sakit.

"Kenapa urat² lu muncul gitu warna merah? bukannya udah nepatin janji bantu?", heran Hyuji dan melihat-nya sangat dekat.

"Karna gw ngeluh kek-nya.. Ha Ha...", pasrah.


Ini baru ngeluh, apalagi nolak. Laki-laki itu harus berhati-hati lagi dalam membalas apa yang diminta. Cara meringankan sakit itu, Arthur mengkompres tangannya dengan es batu. Rasa-nya seperti panas dan sesak. 'Perjanjian gila..', pikir Arthur. Malam pun tiba.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Choose! Fairly Together!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang