21. kiss second?

507 72 1
                                    

Lia tersontak kaget bersamaan dengan Raveno, Lia menjauhkan bibirnya sungguh hari ini hari yang paling dia benci menurut nya.

Raveno memegangi bibirnya yang habis bertautan tadi dengan bibir Lia, ini kiss yang kedua kali? Sial, mengapa harus dengan cara seperti ini? Mengapa tidak diawali dengan adegan-adegan romantis.

Lia mengerjap-ngerjapkan matanya mencoba menetlarisi apa yang terjadi, Raveno memandangnya dengan bibir yang merah setelah mengerti semuanya ia bangkit dari paha Raveno.

Ia ingin berlari, berlari sekencang mungkin tapi, tangannya dicekal oleh Kean salah satu cowo batu dan dingin jika bertindak banyak orang yang akan dibikin terheran-heran olehnya.

"Lo, jangan pergi ataupun kabur, apalagi jauh dari salah satu diantara kita," Ucap Kean dengan sangat dingin begitupun wajahnya.

Lia menggigit bibir bawahnya mendengar hal itu. Kenapa harus dia yang terlibat akan Axvel? Kenapa bukan orang lain?

"Cie.... Abis cipokan nih, PC lah kali-kali," goda Kenzo kepada mereka berdua.

Pc yang dimaksud Kenzo adalah
pajak cipokan bukan Private
chatting, entah dapet dari mana dia kata tersebut yang pasti hal itu tidak
patut untuk ditiru.

"Jan gitu atuh bang," ucap Rayhan mendengar Kenzo meledeki mereka berdua.

"Gue bingung sama kalian, gue juga pusing karena tingkah kalian, kalian kenapa selalu bikin gue pusing sih?" Ujar Lia dengan pandangan nya menatap ubin yang berwarna putih tersebut.

Mendengar itu kean melepaskan Cekalannya lalu berdecih. "Lo seharusnya bersyukur bisa Deket atau dilindungin sama kita, banyak cewe lain yang pengen kaya Lo,"

"Lo gak pernah tau kean, kenapa gue ngomong kaya gitu, sekarang bukan siapa jadi siapa tapi–"

"SETIDAKNYA LO NGEHARGAIN KITA LIA!" teriak Kean di depan matanya.

Lia terbelalak terkejut dan matanya membulat sempurna mendengar
hal itu, pasalnya Kean dia jarang bicara. tapi, kali ini ini Kean berteriak memarahinya sudah dipastikan dia punya kesalahan besar terhadap mereka.

Setelah diam melihat kejadian tersebut Raveno bergegas ke arah Kean dan menarik kerahnya.

"LO GAK SEHARUSNYA NGOMONG SAMA LIA KAYA GITU!" Teriak Raveno sambil menarik kerahnya.

"Lo seharusnya ga usah suka sama cewe lemah kaya dia gini, dan dia gak bisa ngerhagain Lo Ven," ucap Kean dengan santai.

Walaupun melihat Raveno dengan amarah nya dan menarik kerahnya
ia tidak takut akan sama sekali dan santai saja.

"Stop!" Teriak Lia yang melihat pertengkaran tersebut.

Raveno menoleh karna Lia berteriak menghentikan mereka. Ia melepaskan tarikan kerahnya.

Ia mendekati Lia menatap nya tidak percaya. "Lo... Lo masih diem setelah dia kaya gitu sama Lo? Dia–"

"Ven...." Potongnya.

"Lo gak seharusnya kaya gitu, kalian berdua gak pantes ribut cuma gara-gara hal sepele." Ucap Lia
dengan lembut berusaha meredakan amarah Raveno.

"Kalian berdua, gak usah ribut lagi. Gue izin ke UKS," Ucap Lia sebelum pergi dari kelasnya.

Baru berjalan beberapa langkah rasa pusing menghantui kepalanya kembali. Namun, ia berusaha berjalan walaupun agak sedikit sempoyongan.

Rasa pusing dikepalanya malah bertambah ia memegangi kepalanya yang terasa nyeri dan pusing tersebut.

Raveno dan member Axvel yang melihat itu merasakan aneh.

Setelah merasa cukup aneh Raveno memutuskan untuk mendekati Lia. Baru saja datang Lia langsung pingsan membuatnya panik.

Raveno Cakrawala [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang