54. Bunga untuk perempuan ku

343 55 10
                                    

"kamu adalah bidadari bagiku."

-Raveno Cakrawala

********

"Lo kenapa?" Tanya Raveno yang melihat Lia terdiam sedari tadi.

"Gapapa, besok kelulusan kan?" Tanya Lia.

"Iya, besok kelulusan di SMA Cakrawala.... Cakrawala memang nama sekolah yang banyak ada di dalam cerita wattpad tapi, sekolah itu berbeda."

"Maaf, tadi gak dateng bantuin persiapan wisuda besok Ven,"

"Gapapa, masih ada yang lain. Lo masih marah sama gue?"

"Gue juga gak tau, gue gak tau gimana diri gue sendiri gue bingung sama diri gue sendiri. Gue kaya boneka yang gak ada isinya, kosong hampa tanpa kehidupan."

"Masih ada gue Li, jangan sedih gini. Gue gak suka liat lo sedih terus, kalo kehadiran gue bikin lo sedih gue pergi sekarang juga Li,"

"Justru sebaliknya Ven, gue gak pengen lo pergi.. Kepergian lo bikin gue mati rasa, gue bingung harus ngapain gue malah marah padahal yang jahat disini Ven,"

Raveno langsung memeluk dan menepuk-nepuk pelan pundak perempuan itu. "Jangan kaya gitu, katanya mau punya anak dan nikah sama gue, gimana sih? Gue gak bakal marah sama lo Liana..."

"Gue selalu cemburu saat lo disukain banyak orang, gue bingung harus bersyukur atau enggaknya."

"Ngapain bingung? Gue akan menjadi milik lo selamanya Lia, Raveno akan menjadi milik seorang perempuan bernama Liana sampai kapanpun begitu sebaliknya, Liana akan menjadi laki-laki bernama Raveno sampai kapanpun itu."

"Thanks Ven buat semuanya."

"Sama-sama Lia,"

"Besok kelulusan dateng kan Li?" Tanya Raveno.

********

Di hari kelulusan ini menjadi hari yang dinanti bagi banyak anak di Cakrawala school, terutama anak pemilik sekolah itu.

Mereka semua sibuk dengan urusan masing-masing kebanyakan dari mereka bersama keluarga mereka datang ke wisuda itu.

"Widih mbak Lia cakep amat dresnya, warna pink." Puji Kenzo.

Lia langsung tersenyum mendapatkan pujian itu. "Makasih Zo, Raveno udah dateng?"

"Belum, btw lo kenapa keluar dari Axvel?" Tanya Kenzo.

"Gue pengen fokus sama karir gue sebagai penulis Zo," Jawab Lia.

"Ouh, kirain kenapa."

"Hai guys." Sapa Reza kepada inti Axvel itu

"Eja, gue kira gak dateng." Ujar Damian.

"Datenglah, apasih yang kaga dateng gue mah."

"Dateng lo pasti ada udang dibalik batunya ini, bukan sembarang dateng." Ketus Juan.

"Yaelah tau aja lo mah."

"Biar dapet besek kan?" Tanya Rayhan.

"Bener banget, gue laper banget nih kaga ada makanan dirumah ortu gue malah perang dunia terus."

"Turut berduka cita.... Yang sabar, lo nunggu warisan aja nanti." Lirih Kenzo.

Mereka semua kompak tertawa, namun, Lia berhenti tertawa merasa getaran didalam tas selempang nya.

Ia meraih ponsel itu, dan Raveno lah yang meneleponnya dengan panggilan video. Ia belum bisa juga memaafkan lelaki itu sepenuhnya dan masih ada rasa amarah, namun ia juga salah besar dalam masalah itu.

Raveno Cakrawala [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang