Lia terdiam dengan perkataan lelaki itu lagipula mana mungkin, ia bisa tahu soal hal itu.
"Jawab, misi apaan Lia?"
"Em... Itu apa sih, gue gak bisa jelasin jadi tuh kayak gue bantuin dia doang dia bantuin gue juga kok Ven,"
"Gak usah ngomong belibet, gue butuhnya inti dari omongan itu semua."
"Gue gak bisa jelasin...."
********
Ven, aku izin buat kembali ke rumah aku, kak Revan minta aku nginep sebentar aja.
Kata-kata itu tertulis di kertas stiky note diatas mejanya itu, Raveno sontak mengambilnya dan membuang tulisan itu, dia tidak akan semudah itu percaya dengan perkataan Lia.
"Lo gak bakalan bisa lari dari gue Li," monolog Raveno.
Disisi lain, Lia yang sedang menunggu seseorang di taman itu karena hawa dingin yang cukup menusuk membuat Lia sedikit merasakan dingin.
"Udah sampe? Cepet banget." Ujar lelaki itu sambil menepuk pundaknya.
Lia menengok dan menatapnya tajam karena ia paling membenci menunggu. "Udah dari tadi, lo nya aja lelet kek keong."
"Yaudah maaf, gak ikhlas nih nolonginnya? Btw Raveno tau
gak? Kalo gak gue bisa dirujak
bahkan bakalan ngilang dari
bumi ini kalo dia tau,""Gak dia gak tau, biarin aja gak usah dibahas gue muak."
"Muak dibentak? Yaelah sabar aja."
"Sabar gue ada batasnya, yaudah jadi gak? Gue mau pulang nih..."
"Jadi kok, pake helmnya."
*******
Gedung tua yang telah lama tidak dipakai, ini adalah tempat dimana mereka mempunyai misi rahasia.
Vendra langsung menyerahkan
pistol kecil itu ditangan Lia untuk berjaga-jaga. "Jaga-jaga takut lo kenapa-kenapa."Lia menatap pistol ditangannya itu lalu menatapnya heran. "Lo mafia
kan dra? Misi lo agak aneh.""Bukan, gue anak baik-baik kok, udahlah gak usah dipeduliin."
Duar!
Salah satu tembakan mengarah ke
Lia namun, ia dapat menghindarinya dengan salto ke depan, setelah itu ia menyuruh Vendra untuk naik ke lantai atas dengan tangga karena merasa ada seseorang disana. "Kita harus ke atas, ada yang aneh. Kata lo semua ini gak berbahaya tapi, kenapa malah kaya gini?""Sumpah Li, gue gak tau. Mungkin ada penunggunya disini-"
"Gak usah Ngadi-ngadi jelas-jelas gue hampir ketembak tadi." Potong Lia.
Dengan hati-hati mereka berdua menaiki tangga itu dan melihat kekanan kiri mereka berjaga-jaga situasi agar aman.
"Lo ke sana, gue ke gudang itu. Berkas semuanya gue yakin ada di gudang, lo pantau dari depan aja Dra," Pinta Lia yang disetujui olehnya.
Lia lantas masuk ke gudang itu dengan menodongkan pistol dihadapannya, ia melirik sekitar
lalu berjongkok mencoba membuka laci disana mencari berkas yang memang mereka cari namun, sepertinya ada yang mengikuti
nya di belakang lalu ia menoleh
dan tidak ada siapapun ia lantas kembali berlanjut mencari dengan teliti, dan akhirnya berhasil ia temui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raveno Cakrawala [End]
Teen FictionLiana Alvender Ruby, seorang perempuan yang dikenal sebagai perempuan angkuh, keras kepala, egois dan sombong. Namun, semua pandangan itu berbalik dengan kenyataannya, Lia ia mempunyai banyak luka dan trauma. Ia punya seribu alasan mengapa ia bers...