"Aku tetaplah aku yang dulu, aku sebenarnya masih sama seperti dulu namun pandangan kalian saja yang berubah dari aku,"
–Liana Alvender Ruby
******
Hari demi hari berganti, perempuan yang tadinya dianggap hanya hama itu kini meroket naik dengan menjadi pandangan dan gelar salah satu orang berpengaruh dan menjadi salah satu anggota yang dicap dengan pangkat golongan tinggi lebih dari pangkat anak emas disekolah itu.
anak emas adalah salah satu
anak yang golongan keluarga
dengan kalngan termasuk tinggi
dan juga donatur yang besar disekolah itu, ada dalam tiga
kategori golongan yaitu antara
lain, silver child golden child,
dan diamond child dengan posisi pertama diduduki oleh Raveno Cakrawala di peringkat kumpulan golongan anak berpengaruh itu dan Liana Alvender Ruby yang bahkan siapapun bisa tau golongan itu hanya dari marga yang berpengaruh bagi negara ini sendiri.Lia mendapatkan posisi dibawah Raveno yaitu, menduduki peringkat kedua dari golongan anak emas atau
Golden Child namun mereka berdua mendapatkan julukan Diamond child yang posisinya paling tinggi.Namun, hampir semua orang disekolah itu menganggap sikapnya berubah. Padahal, tidak ada yang berubah darinya ia tetap sama dengan Lia yang dulu.
"Kamar mandi yang rusak gimana? Kapan jadinya? Terus kata lo, ada beberapa anak yang harus dipindah siapa aja? Kelompokkan pembully itu? Atau sama yang lain?" Tanya seseorang yang akan menggantikan posisi sebagai ketua kelas lantaran Kealin ia memutuskan untuk pindah sekolah karena, banyak masalah terutama dengannya.
Lia menangkup kedua pipinya
sendiri dan menatapnya dengan
rasa malas. "Siapa lagi? Buat kelompok yang bully gue dulu itu, tobat dengan ngerasain apa yang
gue rasain dulu. Soal kamar mandi? Tanya ke Raveno, dia yang ngurusin hal kaya gitu and ....""Zahra? Dia bakalan nanggung malu sendiri, kalo dia masih gak sadar dengan kesalahannya gue bakalan bawa dia ke rumah sakit jiwa." Ujar seseorang bernama Vendra itu.
"Bagus, lakuin semua hal yang seharusnya dilakuin dan taro mereka ditempat seharusnya mereka nginjek kaki disana." Ucap Lia lalu pergi dari kantin itu menuju kamar mandi.
******
Lia yang baru keluar dari toilet itu hendak mencuci kedua tangannya itu namun, seseorang yang baru dibicarakannya tadi muncul Lia melirik ke arah cermin didepannya namun, pura-pura tidak melihatnya.
Zahra pun dengan sengaja ikut mencuci tangannya di sebelah wastafel Lia, ia pun berdecih pelan dengan sikap acuhnya. "Jangan sok berkuasa disini, lo bukan siapa-siapa disini sekolah ini bukan milik lo, dengan ayah lo cuma orang penting gak bakalan bikin mereka semua tunduk sama lo,"
"Gue harus peduli? Semua kata-kata lo lucu banget Zar, lucu banget kaya monyet." Ketus Lia.
"Lo kaya gini cuman gara-gara Raveno, lo dulu dibawah Lia, lo sadar diri."
Lia mematikan keran air itu dan menatapnya tajam. "Lo yang seharusnya sadar diri, lo temenan sama gue dulu cuman biar lo bisa dikenal tapi sekarang apa? Lo malah berusaha nyari dimana letak kesalahan gue dan jatuhin gue jatuh sejatuh-jatuhnya."
"Karena lo gak pantes! Lo gak pernah pantes dapetin itu semua!" Pekik Zahra dihadapannya.
"Dan lo fikir lo pantes? Seorang pencuri gak akan pantes dapetin
itu lo yang seharusnya bisa sadar,
lo bener-bener kaya monster yang kurang perhatian."

KAMU SEDANG MEMBACA
Raveno Cakrawala [End]
Fiksi RemajaLiana Alvender Ruby, seorang perempuan yang dikenal sebagai perempuan angkuh, keras kepala, egois dan sombong. Namun, semua pandangan itu berbalik dengan kenyataannya, Lia ia mempunyai banyak luka dan trauma. Ia punya seribu alasan mengapa ia bers...