15. Tawanan

640 109 45
                                    

Suasana mansion axvel sangat menyenangkan penuh dengan canda tawa. Semua member Axvel sangat menyenangkan dan tidak ada yang membeda-bedakan satu sama lain.

Lia berfikir andai ia punya teman seperti para member Axvel pasti sangat menyenangkan.

"Anj.... gw ga nyangka si Juan di tabokin ama maknya." Ucap Reza sambil terbahak-bahak.

"Gimana kaga anj, dia kerjaannya tidur mulu." ucap Kenzo sambil memukul mukul meja yang ada didepannya sebagai pelampiasan tawanya.

"Weh, Lia lo mau minum?" Tanya Kenzo.

"Hmm.. boleh Zo."

"Luo mau minum apa Li? Lo juga Ven mau minum? Gw ambilin." Tanya kenzo pada keduanya.

"Gw air putih aja Zo." Ucap Lia.

"Kalo Lo Ven?" Tanya Kenzo.

"Gw? Cola aja tapi yang dingin awas loh kaga dingin." ucap nya dengan datar.

"Sipp boss." Ucap kenzo sambil berjalan ke arah dapur.

"Li, gw mau nanya dah. Lo kok bisa temenan sama si Veno?" Tanya Reza.

"Yah... kenalan lah, ga mungkin gw tiba tiba jadi temennya." Ucap Lia.

"Ati-ati Li, jangan pernah suka sama si Veno. Karna dia yang suka banyak dan Lo bakalan kalah saing sama banyaknya tuh cewe." Ucap Reza.

"Ouh ya? Terus kalo misalnya gw jadi pacarnya Veno suatu saat tuh cewe-cewe pada ngapain gw?"
Tanya Lia.

Reza yang mendengar pertanyaan dari mulut Lia itu terdengar di Luar dugaannya. Sementara Raveno yang mendengar itu pura-pura cuek sambil memainkan ponsel nya dengan posisi kepalanya bersender pada ujung kursi.

"Diluar nalar pertanyaan lu Li, klo misalnya lu jadi pacarnya si Veno. Maka tuh cewe-cewe bakal musuhin Lo bisa jadi bakalan ngancurin hubungan Lo sama si Veno," Ucap nya sambil tersenyum.

"Gila... tuh cewe pada ngarepin yang gak mungkin kenyataan, gw granat rumahnya aja kali ya satu-satu?"

"Granat?" Tanya reza.

"Iya gw granat, biar pada mati trus ga ganggu hubungan gw,"

"Psikopat Lo, Lia," ucap Reza sambil menggeleng-gelengkan kepalanya seolah tidak percaya.

"Biarin yang penting hubungan gw ga ada yang ganggu, gw ga suka hubungan gw diganggu."

"Jadi Lo mau jadi pacarnya si Veno suatu saat nanti?" Tanya Reza.

"Mustahil omongan gw tadi cuma bercanda doang Eja, Lagi pula ga mungkin gw jadi pacarnya si Veno," Ucapnya sambil tertawa.

Raveno yang mendengar itu hanya tersenyum miring, mendengar omongan Lia.

"Suatu saat nanti? Gw bakalan bikin omongan itu kenyataan Lia."
-Monolog Raveno.

"Nih minumnya Lia, Ven. Kalo kaga diminum gw gaplokin capek gw ngambilnya."ucap Kenzo sambil menaruh minuman nya diatas meja.

"Gw Zo? Ga diambilin?" Tanya Reza.

"AMBIL SENDIRI!! EMANG GW BABU DISURUH SURUH!!" Ucap nya pada Reza sambil berkacak pinggang.

"Slow aja Kali Zo," Ucap Reza.

"Asaalamualaikum..." ucap seseorang yang baru masuk ke dalam mansion tersebut.

"Waalaikumsalam eh Juan? Sini duduk Loh lama banget anjir kesini." Ucap Kenzo.

"Sorry sorry gw tidur dulu
tadi." ucapnya sambil terkekeh.

"Tidur mulu Lo, udah diomelin masih aja tidur mulu." Ucap Reza.

"Eh Lo siapa anjirr? mana cewe." Ucap Juan.

Raveno Cakrawala [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang