Arungi malam, Lia melihat bintang-bintang yang bertebaran di langit malam, sudah lama sekali ia tidak melihat bintang-bintang semenjak ia tinggal bersama Raveno semuanya telah berubah, walaupun Raveno keliatan memiliki sifat cuek dan dingin sebenarnya ia peduli dengan orang lain.
"Ka, gak masuk?" Tanya Keisya melihat Lia hanya dia sedari tadi.
"Gak key, ka Lia gak mau masuk."
Keisya, adik dari Raveno itupun, langsung duduk disebelah nya menemani kekasih dari kakak laki-lakinya itu agar tidak sendirian.
"Ka, sebentar lagi Keisya pulang ke Jepang, tapi, nanti kalo kelulusan Kakak sama bang Veno Keisya usahain buat dateng." Ungkap Keisya.
"Key, nanti kamu rajin belajar yah disana. Biar jadi anak pinter dan gak direndahin, tapi, belajarnya inget waktu juga jangan dipaksain."
"Kehidupan di Jepang keras ka, makannya bang Veno lebih milih tinggal di Indonesia."
Lia menatap Keisya lalu mengambil beberapa helai rambutnya yang bertebangan untuk dikuncir. "Kak Li tau, tapi, Key kamu harus belajar jangan kaya ka Lia, cuman ulangan doang belajarnya."
"Tapi, nilainya bagus kan ka?"
"Lumayan sih, bisa rangking aja udah syukur key," Ucap Lia dengan senyum cengengesan.
"Itu artinya ka, Li pinter. Pantes orang-orang iri ama ka, Lia,"
"Gak juga key,"
"Kak, nanti kalo nikah sama bang Veno jangan lupa undang ya? Bila perlu nanti ada adegan kiss nya ka, biar kaya di film-film." Setelah mengatakan itu Keisya langsung berlari kabur.
Lia hanya bisa menggelengkan kepalanya merasa heran dengan tingkah laku adik dari kekasihnya
itu.******
Brak!
"Eh, sorry gak sengaja maaf banget. Tadi, buru-buru soalnya." Ujar Lia sambil memunguti buku-buku yang berjatuhan itu.
"Gak papa, slow aja. Gue juga yang nabrak lo tadi, Lo gak salah kok," Balasnya sambil membantu Lia memunguti buku yang berserakan.
"Nih, buku lo," Ucapnya sambil mengasih buku itu.
"Lo Bima temen SMP gue? Lo sekolah disini sekarang?" Tanyanya.
"Iya, gue dikeluarin dari sekolah yang lama tapi, gapapa lah biarin aja."
"Lo tauran lagi?"
"Gak juga Li, gak usah dipikirin, btw Felix mana? Gue udah lama gak ketemu Felix,"
"Dia diruangan XII A Bim, lo cari aja, paling lagi tidur dikelas tuh anak."
"Kalo gue diruangan XII C, yah gak ketemu kita. Nanti mau jalan bareng gak Li? Gue mau ngomong juga."
Lia hanya tersenyum tipis lalu menolak ajakan itu. "Sorry, lain kali aja, gue gak bisa."
Lia yang melihat Raveno langsung mendekatnya dan menganggadeng lengannya layaknya pasangan, Bima yang melihat itu langsung merasa aneh karena, Lia jauh berubah dari segi penampilan yang tidak culun seperti dulu.
******
"Kamu kenal anak baru tadi?" Tanya Raveno secara tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raveno Cakrawala [End]
Teen FictionLiana Alvender Ruby, seorang perempuan yang dikenal sebagai perempuan angkuh, keras kepala, egois dan sombong. Namun, semua pandangan itu berbalik dengan kenyataannya, Lia ia mempunyai banyak luka dan trauma. Ia punya seribu alasan mengapa ia bers...