36. Kecewa

308 48 0
                                    

Fanya menangis sedari tadi dengan ntah apa yang dia pikirkan dendam atau menyesal? Sudah lah jangan banyak terlalu menaruh kepercayaan kepadanya.

"Fanya kamu kenapa? Siapa yang jahatin kamu? Bilang sama mami," Ucapnya yang berusaha sedari tadi memenangi anaknya.

"Mah, Fanya udah dapetin seseorang susah payah tapi, malah direbut." Ujar Fanya yang sambil menangis.

"Siapa yang rebut dari kamu Fanya?"

"Hiks,.." Isak Fanya

Ceklek!

Pintu uks terbuka menampilkan sosok Kenlin yang seperti ini memberi informasi. "Fanya, kamu sekarang ketemu pak Devan. Minta maaf sama dia soal tadi."

Setelah mengatakan itu Kenlin keluar lalu menutup pintu dengan membantingnya.

"Kamu ada urusan apa Fanya? Kamu gak ngelakuin hal yang buat malu mami kan?"

Fanya langsung menelan salivanya mendengar pertanyaan itu. "Mampus gue, gue ngarang cerita aja kali."

"It-tu mah, dia Lia selain ngerebut cowo aku. Dia juga ngebully aku mam," Adu Fanya yang mengarang cerita.

"Gak bisa dibiarin! Ayo kita ketemu mereka!"

"Tapi mam–"

"Tapi apa?"

*******

Fanya dan Salva ibunya itupun, bergegas mendatangi Devan. Namun, kali ini dipenuhi dengan segerombolan murid.

"Mam, itu Lia," Tunjuk Fanya yang melihat Lia disamping Raveno.

Salva pun, menarik Lia ke depan dengan paksa lalu.

Plak!

Ia menampar Lia, membuat Lia tertoleh ke arah kanan lalu memegangi pipinya.

Fanya yang melihat itu tersenyum semringan karena niat jahatnya
berhasil kali ini.

"PEREMPUAN LAKNAT! BERANI KAMU MEREBUT PACAR ANAK SAYA! DAN BERANI KAMU MEMBULLY ANAK SAYA!" Teriaknya didepan Lia.

Lia lantas merasa janggal, karena ia tidak pernah melakukan itu semua kepada Fanya.

Raveno lantas bergegas menahan tangan Salva yang ingin menampar wajah Lia lagi.

"ANDA JANGAN ASAL FITNAH!" Teriak Raveno sambil menatap nya tajam.

"BERANINYA KAMU SELINGKUH DARI ANAK SAYA LALU MEMBELA DIA YANG TELAH MEMBULLY ANAK SAYA!" Teriak Salva ibu dari Fanya lalu menghentakkan tangannya.

"Saya tidak pernah janji kepada anak anda ataupun memacarinya demi Tuhan!" Ucap Raveno dengan nada yang sedikit pelan dari tadi.

"BERANI SEKALI KAMU MENAMPAR CALON MENANTU SAYA!" Teriak Devan dengan amarah yang meledak-ledak.

"Menantu? Lia sama Raveno bakalan nikah?"

"Wih, gak sabar nih gue nunggu pernikahannya."

"Yeh! Dulu lo ikut ngucillin Lia juga kan,"

"Yah kan dulu, gue kan dulu dipengaruhi ama Fanya boti!"

Bisikkan itu kembali muncul membuat Devan merasakan
muak. "Diam! ATAU SAYA–"

Raveno Cakrawala [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang