47. Enchanted

225 51 9
                                    

"I was enchanted to meet you,
Please don't be in love with someone else, please don't have somebody waiting on you,"

Enchanted-Taylor Swift

*******

Dengan langkah tergesa-gesa Raveno masuk ke dalam apotek untuk membeli alat test pack agak random memang permintaan Lia satu ini. "Em... Mbak maaf ada test pack gak?"

"Ada mas, buat siapa mas? Mas juga keliatan masih sekolah."

"Gue tanya ada gak?" Tanya Raveno dengan mata elangnya.

"Iy-ya ada mas, bentar." Jawabnya terbata-bata.

"Ini mas," Ujarnya sambil menyerahkan alat itu.

"Pake barcode udah tadi bayarnya."


*******

"Mah, Lia kangen." Lirih Lia sambil menatap langit-langit di kamarnya, yang ia maksud adalah Felicia bukan Anne yang sudah meninggal itu.

Ceklek

"Nih, kamu kenapa aneh banget jadi orang? Gak mungkin juga hamil." Ujar Raveno sambil menyodorkan alat itu

Lia mengambil test pack itu dengan ragu ia mencoba mentest apakah ia hamil atau tidak?

Setelah beberapa saat ia keluar dari kamar mandi lalu menunjukkan hasilnya.

"Positif? Negatif?" Tanya Raveno.

"Negatif Untung aja,"

"Aku bilang juga apa? Gak mungkin juga Liana Alvender Ruby."

"Hehe... Maaf ngerepotin."

********

"Lia udah berapa lama emangnya pacaran sama kak Raveno?" Tanya seorang perempuan dengan bando pita dikepalanya.

"Gak sopan kek gitu lo, lagian lo obses banget sama Kak Raveno,"

"Gimanapun juga seharusnya dia milik gue, bukan milik si cewek cupu itu.... Dia gak-"

Perempuan itu terbelalak terkejut menyadari kehadiran Lia disana, Lia hanya tersenyum tipis seperti tidak mendengar perkataan itu. "Puas ngomongin gue? Lo adkel yang di skors itu kan kemarin?"

"Gak usah sokap, kita gak kenal." Ujarnya lalu memilih meninggalkannnya

"Gak usah ngurusin hidup orang juga, lo bukan tuhan." Balas Lia.

Ia pun terhenti dan menatap tajam Lia. "Ini hidup gue juga, bukan hidup lo, bebas gue mau ngapain jangan mentang-mentang lo pacaran sama Raveno bisa kaya gini!"

"Sinting," Decih Raveno.

"Kak Raveno," Lirih anak itu. "Maaf ka, aku cuman ngebela diri aku tadi. Gak salah kan?"

"Sinting, gila, miring. Dan kata-kata itu cocok buat lo, lo osis disini seharusnya bisa contoh yang baik buat adkel yang lain bukan malah kaya gini, lo salah dan gue akuin itu." Ketus Raveno.

"Tapi... Ini semua karena, aku cinta sama kakak, dia jauh beda derajat sama aku, kenapa kakak harus Nerima cewek kaya Lia?!" Ungkapnya.

Raveno Cakrawala [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang