"Ada masanya setiap orang pergi,
dan ada masanya setiap orang kembali lagi, pasti sudah pasti mereka akan kembali walaupun hanya sebentar."–Liana Alvender Ruby
**********
"Dia mengidap skizofrenia, saya harap dia akan segera terapi walaupun biayanya agak mahal."
"Apa? Skizofrenia?" Ujar Lelaki itu dengan mata terbelalak terkejut.
*********
Lia terbangun dari mimpinya dengan perasaan terkejut karena, ia baru saja mendapatkan mimpi yang kurang mengenakkan. Ia lantas langsung terbangun, dan segera berlari ke kamar mandi untuk mencuci mukanya.
"Kamu kenapa?" Tanya Raveno melihat Lia diam sedari tadi, tidak seperti biasanya yang bertingkah seperti cegil.
Lia menggelengkan kepalanya pelan mendengar itu. "Gak kok, gapapa kayaknya cuman ngantuk doang."
"Ouh, kirain kenapa." Setelah mengatakan itupun, Raveno tidak langsung percaya dengan perkataan Lia tadi, ada yang janggal darinya.
"Li, kalo ada apa-apa bilang, jangan dipendem sendiri." Ujar Raveno.
"Kalo gue cerita sama lo, lo cerita sama siapa Ven? Gue tau lo juga punya banyak luka." Monolog Lia sambil menghabiskan makanan di piringnya.
*******
"Felix..." Panggil Lia.
Felix sontak menengok ke arahnya dan melepaskan headphone yang menyimpan kedua telinganya itu. "Why Lia?"
Lia lalu mendekat kearahnya. "Jevan, dia muncul di mimpi gue semalem padahal gue setelah pindah tinggal ke rumah Raveno udah gak dapet gangguan apa-apa lagi, lagipula emang gue pantes dihukum kaya gini ini semua salah gue,"
"Lo yakin yang neror lo selama ini arwah Jevan? Dia udah mati li, orang yang udah mati gak mungkin bisa kaya gitu. Dan stop, bilang lo pantes dihukum kaya gini oke? Ini murni bukan kesalahan lo,"
"FEL! kalo seandainya gue yang mati waktu itu, mungkin aja Jevan gak bakalan mati saat ini. Gue tau gue emang gak pantes buat hidup, mungkin kalo gue dulu mati gak akan gue dapet masalah sebanyak ini. Semua ini salah gue, kalo Jevan gak nolongin gue dia gak bakalan meninggal!" Pekik Lia dengan mata berkaca-kaca.
"Lia, plis, lo gak boleh kaya gitu. Sekarang gini, lo mau nyerah? Gimana Jevan? Dia udah korbanin nyawanya karena dia sayang sama lo, dan lo mau nyerah gitu aja? Gak salah?" Tanya Felix.
Raveno mendekati mereka yang sebenarnya mendengar omongan mereka sedari tadi. "Lo berdua ngomongin Jevan? Bukannya Jevan mati karena dia punya tumor di otaknya?"
"Maksudnya? Ven, lo gak tau dulu Jevan mati karena selamatin gue?"
"Lo tau semua ini Ven?" Tanya Felix lagi.
Raveno hanya terdiam lalu menarik lengan Lia menjauh dari Felix. Sedangkan Lia hanya diam sedari tadi, dan moodnya hari ini juga kurang bagus.
*******
Pelajaran matematika, mungkin banyak orang yang membenci pelajaran ini namun, pelajaran matematika adalah pelajaran
yang dicintai orang yang tepat walaupun banyak yang membenci pelajaran ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raveno Cakrawala [End]
Teen FictionLiana Alvender Ruby, seorang perempuan yang dikenal sebagai perempuan angkuh, keras kepala, egois dan sombong. Namun, semua pandangan itu berbalik dengan kenyataannya, Lia ia mempunyai banyak luka dan trauma. Ia punya seribu alasan mengapa ia bers...