8. Lupa aku pernah disana

740 136 17
                                    

Hi guys welcome back

Oke sebelum baca aku cuma mau ngingetin jangan terlalu percaya sama beberapa tokoh, kek Fanya langit karna alur pikiran mereka tuh ga jelas

visual para tokoh? Hmm aku lagi mikir, yang pasti udah aku pikirin sih tunggu aja ih...

Selamat membaca jangan lupa komen and votenya readers

*******

"Dunia ini sulit untuk kutebak sehingga aku terbingung sendiri dengan yang ada pikiranku,"

-Liana

*******

Lia menatap tong besi dengan kepulan asap itu, Lia membakar kertas didalamnya.

Ia benar-benar merasa kesal, jengkel dan amarahnya seperti ingin meledak-ledak.

Manusia terkadang munafik, mereka hanya memikirkan kepentingan diri sendiri bahkan sampai rela merugikan orang lain.

Parasite, kata itu cocok untuk orang seperti mereka. Mereka pelaku yang bertindak seperti korban, sandiwara mereka terlalu pintar sampai banyak orang yang mempercayai itu.

"Disini dilarang bakar sampah!"
Pekik seorang lelaki yang Lia tau siapa orang itu, yang pasti ia menjengkelkan.

Lia berbalik menatapnya dengan sinis. "Why? Gue cuman bikin lingkungan ini gak terlalu kotor, seharusnya lo terimakasih sama gue,"

Ian, ia adalah ketua OSIS. Sifatnya menjengkelkan, kemarin saja ada razia make up dan parfum miliknya disabotase olehnya padahal parfum bukan termasuk make-up.

"Lo pake make-up? Mau gue aduin BK? Lo ke sekolah cuman buat pamer muka? Lo gak–"

Lia yang tidak terima berteriak didepannya. "SIAPA YANG PAKE MAKE-UP? KEMARIN AJA PARFUM GUE LO AMBIL, SINTING LO?!"

"Sama aja, kan bisa pake dirumah lagipula parfumnya kayaknya awet juga sampe lama." Ian memberikan alasan kepadanya.

Lia benar-benar membencinya,
dulu sebelum Ian menjadi ketua
osis sekolah ini tidak ada razia karena memang sekolah ini swasta namun semenjak ia menjadi ketua osis diadakan razia dadakan dan hal lainnya yang membuat semua siswa-siswi disekolah ini membencinya.

"Dari mana parfum gue lo tau awet? Apa jangan-jangan lo ngambil parfum itu bukannya dibuang? JAWAB!"

"Gue tau karena parfum itu parfum mahal, merek Dior rata-rata parfum dengan brand ternama punya kualitas yang juga lumayan bagus." Jawabnya.

"Gak usah alesan, balikin! Itu parfum terbatas! Lo kasih ke simpenan lo kan?!" Omel Lia.

"Mulut lo dijaga!" Ian sudah tidak terima kali ini, ia tadinya tidak ingin memarahi orang yang bernotabe donatur sekolah namun perempuan dihadapannya memancing emosinya duluan.

"Kenapa? Gak terima? Livyna itu simpenan lo kan? Bahkan lo udah nyewa tubuh dia, apa pacar lo yang berstatus wakil lo itu gak marah kalo tau ini?"

Ian mengeratkan tangannya mendengar itu. "Mau lo berapa? Gue mohon jangan ikut campur!"

Lia membalikkan kelopak matanya malas meladeni laki-laki gila dihadapannya ini. "Terserah, gua juga punya bukti. Singkirin Livyna dari kelas gue atau lo mau bukti itu kesebar?"

Raveno Cakrawala [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang