“Aku memang benar mencintaimu namun, aku takut untuk jujur kepadamu bahwa jika aku sangat-sangat akan mencintaimu walaupun hanya dalam diam."
–Liana Alvender Ruby.
*********
Plak!
"Sembilan,"
Plak!
"Sepuluh,"
"Papah stop!" Teriak keisya melihat betapa terkejutnya ia melihat punggung Raveno yang mulai mengeluarkan darah akibat sabetan dari gesper milih Devan.
"Kamu gak usah ikut-ikutan, ini biar Abang kamu sadar dia udah salah nyakitin perempuan!" Teriak Devan.
"Pah! Udah! Keisya tau bang Veno gak mungkin kaya gitu tadi! Kalo kak Lia liat gimana? Kak Lia gak bakal terima!"
"Kamu halang dia buat kesini Keisya!" Teriak Devan.
Plak!
"Stop please!" Teriak Lia sambil menangis.
Lia menangis setelah melihat punggung Raveno tanpa sehelai benang itu dipenuhi oleh luka.
"Lia...," Lirih Raveno melihat Lia yang baru saja datang.
Lia langsung berlari menuju Raveno lalu memeluknya dari belakang. "Kalo Raveno terluka biarin saya juga ngerasain itu pak!"
"Udah Li, biarin. Lo jangan ke sini seharusnya." Ucap Raveno
"Bukannya kalian tidak punya perasaan satu sama lain? Kalau begitu kenapa kamu menangis Lia?" Tanya Devan dengan herannya.
"Saya..., Sebenernya...."
"Kenapa? Apa kamu juga mencintai anak saya?" Tanya laki-laki bernama Devan itu.
Lia pun mengangguk pelan sambil menangis menjawab jika ia memang mencintai Raveno juga namun, ia tidak berani mengungkapkan itu.
Raveno yang mengetahui jawaban tersebut langsung dengan sempurna nya membulat kan kelopak matanya lalu beralih membalas pelukan Lia.
"Kenapa Lo gak jujur dari awal Li?"
"Gu-gue takut Lo bakalan ngehindar dari gue dan, gue takut gue salah ngasih perasaan buat orang lain Ven,"
Devan yang melihat betapa besarnya cinta dan kasih sayang yang terjalin antara mereka pun, tak bisa mengelak ia menyetujui hubungan mereka berdua tidak ada alasan untuknya menjadi penghambat hubungan mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raveno Cakrawala [End]
Teen FictionLiana Alvender Ruby, seorang perempuan yang dikenal sebagai perempuan angkuh, keras kepala, egois dan sombong. Namun, semua pandangan itu berbalik dengan kenyataannya, Lia ia mempunyai banyak luka dan trauma. Ia punya seribu alasan mengapa ia bers...