14. Markas Axvel

547 88 3
                                    

"Gimana tanggapan lo setelah diri Lo dibandingin ven?" tanya Lia.

"Dibandingin sama orang lain? Why? Karna setiap manusia punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing buat apa ngebandingin orang Lain? Ngebandingin seseorang itu gak baik ga ada manfaatnya." tutur Raveno.

"Jawaban Lo sama kaya abang gw cuma beda dikit," jawab Lia.

"Lo punya abang Li?" Tanya Raveno.

"punya namanya Revan, dia baik tapi, cuma rada ngeselin." jawab Lia.

Raveno yang mendengar perkataan itu hanya ber-ohh.

"Li, Lo mau ikut gw gak?" Tanya Raveno.

"Mau tapi kemana?" Tanya Lia.

"Lo ikut aja." jawab Raveno sambil tersenyum.

Lia yang melihat senyuman itu pun merasa terpesona dengan ketampanannya.

Raveno itu memiliki banyak kelebihan seperti, suara yang membuat siapa saja yang mendengar nya merasakan candu, wajah yang sempurna dengan hidung yang mancung, mata yang mempesona, rahang yang tajam, tubuh yang sangat tinggi, pipi yang tirus dan ketampanan bak dewa yunani.

Sempurna, satu kata yang cocok untuk menggambarkan Raveno, Sampai - sampai semuanya serasa mustahil untuk nyata.

Raveno berjalan ke arah motornya yang dibuntuti Lia dibelakangnya.

Karna merasa Lia sangat lama ia pun menarik tangannya supaya jalan lebih cepat.

"Jangan kenceng kenceng nariknya sakit tau Ven." jawab Lia sambil meringis pelan.

Raveno yang mendengar itu pun berhenti dan membalikkan tubuhnya menatap Lia.

"Sorry Li, abisnya Lo lama nih pake helm nya." jawab Raveno.

Raveno yang melihat Lia kesusahan membuka Tali helmnya pun mengambil helm tersebut.

"Sini gw Pakein," perintah Raveno.

Raveno pun memakaikan helmnya ke kepala Lia dengan sangat hati hati.

Lia yang melihat itu pun hanya bisa diam membeku. Dengan perlakuan Raveno mungkin bisa saja dia salting.

"Dah selesai. lo ga pake jaket? Mau pake jaket gw ga? Dari pada masuk Angin." tanya Raveno.

"Li?" tanya Raveno sambil mengibas ngibas tanganya ke hadapan wajah Lia. Lia yang melihat itu langsung tersadar dari lamunannya dan menatap Raveno.

"Lo bengong mulu, kenapa?" Tanya Raveno.

"Ga, gw ga kenapa napa" jawab Lia.

"Lo mau pake jaket gw?" Tanya Raveno sambil menyerahkan jaketnya.

Dan Raveno sekarang tidak memakai jaket hanya memakai kaos putih selengan. tubuhnya sangat menawan dengan tangan berotot dan bahu yang lebar dan sepertinya nyaman buat sandaran.

Tidak sepertinya Lia lama lama bisa gila dengan melihat ketampanannya.

"Woi Lia?? Bengong Lagi." Tanya Raveno.

"Hmm? Ga usah, lo aja yang pake jaket." jawab Lia.

"Ouh ya udah," jawab Raveno sambil memakai jaket itu kembali.

Raveno mulai mengambil kunci yang ada di sakunya lalu menyalakan motor tersebut.

"Li... Naik." perintah Raveno.

Lia pun lantas naik dan duduk di motor tersebut memang agak susah. karna motor tersebut motor yang biasa dipakai balapan geng oleh banyak orang namun Lia tetap berpositif thinking terhadap Raveno.

Raveno Cakrawala [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang