“Terlanjur. Satu kata yang tepat untuk menggambarkan kata jika aku mencintaimu karena sudah terlanjur.”
–Liana Alvender Ruby
********
"Maaf Li, abisnya kucingnya keknya laper terus gue kasih makanan yang ada aja."
"Tapi, nanti dia mati Han," ujar Lia yang menahan tangisnya namun Gimik wajahnya mau menangis.
Raveno yang melihat wajahnya hanya bisa menahan tawanya yang ingin pecah. "Muka lo,"
"Kenapa? Lo mau ngatain gue?" Tanya Lia yang ingin menangis.
Namun, tawa Raveno pecah melihat itu ia tertawa sekencang mungkin hingga air matanya ingin menetes karena terlalu banyak tertawa.
Lia yang melihat itu hanya bisa menangis sambil memeluk kakinya sendiri menyembunyikan wajahnya didalam sana.
"Eh, udah jangan nangis Li, selain wajahnya macem iblis si Veno, kelakuannya kek iblis." Ujar Kenzo melihat Lia menangis.
"Haha! Maaf banget Li, reflek liat muka Lo tadi." Ucap Raveno lalu mendekati Lia.
"Udah jangan nangis, nanti kucingnya gue beliin makanan sekarung." Ujar Raveno agar Lia tidak menangis.
"Hah? Beneran? Lo kirim nanti kan kerumah?"
"Iya Li, nanti kita sampe rumah makanannya udah dateng gue jamin."
"Rumahnya gak bakal salah alamat kan?" Ujar Lia dengan ngaur.
"Ngaur lo, kan kita tinggal se atap." Jawab Raveno.
"APA?! JADI LO BERDUA SELAMA INI TINGGAL SE ATAP ALIAS SATU RUMAH?!" Ujar Semua inti Axvel dengan kompak.
Raveno yang mendengar perkataan itu langsung membalikkan kelopak matanya. "Soal itu, gue males jelasin."
*******
Lia terbangun dari tidurnya lalu beranjak ke dapur merasakan tenggorokan nya yang kering.
Lia mengambil segelas air putih lalu meminumnya dengan cepat karena, masih ada rasa kantuk yang ada dirinya.
Namun, setelah berbalik arah ia menemukan Raveno yang berada disebelah nya.
"Gue kira setan," gumam Lia.
"Mana ada setan setamvan gue,"
ujar Raveno dengan kepedean nya."Selain sok cool, lo ternyata sok cakep."
"Emang kenyataan nya begitu
bukan Li?""Cih, najis kali setan sama
Lo," decih Lia."Lo tuh, yang–"
KAMU SEDANG MEMBACA
Raveno Cakrawala [End]
Teen FictionLiana Alvender Ruby, seorang perempuan yang dikenal sebagai perempuan angkuh, keras kepala, egois dan sombong. Namun, semua pandangan itu berbalik dengan kenyataannya, Lia ia mempunyai banyak luka dan trauma. Ia punya seribu alasan mengapa ia bers...