"Semua hal itu hanya bisa bersifat sementara. Rumah yang tadinya ramai bisa jadi sunyi di suatu saat, rumah yang seharusnya melepaskan semua masalah dan tempat untuk pulang bisa jadi sumber masalah kapan pun itu."-Liana
*******
"
Ven, Liat dah masa si Lia tidur." Bisik Kenzo kepada Raveno.
Raveno pun mengalihkan pandangannya melihat Lia yang tertidur dengan kepala di meja dan menggunakan buku sebagai bantal membuang nafas kasar.
"Biarin,"
"Tapi, Ven masalah ini pr ada pendapat Lia tersendiri juga." Ujar Reza.
"Gue yang kerjain punya Lia," ucap Raveno memberi solusi.
"Tapi, kalo Lia sendiri yang tulis lebih bagus gak sih? Terlebih katanya dia penulis juga." Ucap Kenzo.
"Denger dari siapa Lo?" Tanya Juan.
"Gue denger rumor trus, gue pernah baca cerita di wattpad authornya unsernamenya Lia,"
"Orang lain kali Zo, lagipula Lo baca wattpad buat baca yang ehem.... Ehem.... Kan?" Tanya Juan menaik turun kan alisnya.
"Lo berdua bisa diem gak? Kita mau ngerjain pr, bukan ngobrol!" Ucap Raveno dengan nada dingin.
"Iye, slow aja kali," ucap Kenzo lalu memanyunkan bibirnya.
******Raveno membereskan buku-bukunya dan alat tulis lainnya milik ia. Lalu, ia membereskan buku Lia.
Sedari tadi Lia masih tertidur dengan posisi yang sama Raveno tidak ingin membangunkannya.
Mereka berdua masih berada
di mansion sedangkan yang lainnya,
jangan tanya mereka. Mereka semua
sudah melanglang buana pergi
dari tadi, dari Mansion tersebut.Sungguh benar-benar mereka berdua yang hanya tersisa di mansion besar tersebut. Tidak ada orang lain selain mereka.
Raveno pun, bergegas menggendong Lia ala bridal style ke kamar yang ada di Mansion tersebut. Bahkan, Mansion ini terbilang cukup mewah karena, banyak fasilitas disini seperti kolam berenang, GYM pribadi, lapangan basket, dll.
Setelah sampai didalam kamar tersebut, Raveno meletakkan Lia diatas kasur lalu menarik selimut sampai dadanya.
Tak lupa ia menyalakan AC dan menutup gorden dengan remot gorden tersebut.
"Jangan pergi," ujar Lia yang sedang mengigau.
Raveno yang tadinya berniat ingin pergi dari ruangan tersebut pun, mengurungkan niatnya lantaran mendengar suara tersebut. Ia membalikkan badannya dan segera duduk di ujung kasur tersebut.
Raveno mencoba mengecek suhu tubuh Lia dengan, menempelkan punggung tangannya di dahinya. Namun, ternyata Lia tidak demam
ia berfikir mungkin saja gadis didepannya ini sedang demam lalu mengingau tidak jelas."Li...." Ucapnya sambil mengibaskan tangannya di depan muka Lia yang mengigau tadi.
Tak mendapat respon apapun Raveno pun, mendekatkan wajahnya ternyata Lia benar-benar tertidur. Ia merasa bingung sendiri dengan apa yang terjadi ia ingin keluar namun, tidak bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raveno Cakrawala [End]
JugendliteraturLiana Alvender Ruby, seorang perempuan yang dikenal sebagai perempuan angkuh, keras kepala, egois dan sombong. Namun, semua pandangan itu berbalik dengan kenyataannya, Lia ia mempunyai banyak luka dan trauma. Ia punya seribu alasan mengapa ia bers...