35. Pura-pura menyesal

308 43 0
                                    

Hari ini mungkin menjadi momen yang berbeda untuk keluarga Cakrawala karena, jarang-jarang sekalu mereka mengumpul bersama apalagi makan bersama seperti ini.

"Kayaknya ada yang abis jadian
nih..." goda keisya kepada sepasang kekasih itu. 

"Hehe, iya nih padahal waktu itu Bang Veno bilang gini. Giwi gik bikil siki simi li, li kin jilik, bilik, ini bibin."

Sontak Devan dan Keisya pun tertawa mendengar perkataan itu.

"Kapan gue ngomong kaya gitu? Halu Lo?!" Pekik Raveno.

"Kapan yah? Lo gak inget? Apa gengsi buat ngaku?" Ledek Lia.

"Lo jangan–"

"Coba pikirin lagi waktu lo, ngomong kaya gitu Ven!"

Flashback

Raveno yang sedari menatap Lia langsung menoleh dengan cepat setelah Lia menyadari hal tersebut.

"Lo suka kan sama gue? Liatin gue sampe, gitu banget Ven," Ucap Lia dengan tingkat kepedean diatas rata-rata.

"Gue suka sama lo? Mana ada,
ngaur lo,"

"Afah Iyah bang?"

"Ngapain gue suka sama lo? Gue gak bakalan suka sama lo, lo itu beban, buluk dan satu lagi jelek. Masa orang kaya gue suka sama yang beda level."

"Awas kalo lo sampe suka sama gue, gue jitak kepala lo," Ancam Lia karena merasa kesal.

"Cih..., Najis gue juga sama lo,"

"Kata-kata lo, gue penggal Ven," monolog Lia dalam hati.

Flashback off

Raveno yang kembali mengingat kejadian itu menepuk jidatnya sendiri, kata-kata itu benar-benar dipenggal oleh Lia sampai saat ini.

"Haha.... Kalian berdua emang lucu, tapi, sebenarnya saya tau kalo Raveno sebenarnya gengsi Lia bukan tidak suka dengan kamu," Ujar Revan sambil tertawa kecil.

"Saya juga tau om, Raveno itu gengsinya ngelebihin langit ketujuh."

"Jangan panggil saya Om, panggil saya papah saja. Tapi, memang benar Raveno selain keras kepala, gengsinya juga sangat besar jadi kamu harus sabar sama dia,"

Lia pun lantas hormat setelah mendengar itu kepada Devan. "Sip, komandan laksanakan."

"Udah ketawain gue? Bisa diem gak mulut lo kaya toak." Ketus Raveno mereka kesal.

"Idih marah nih ceritanya bang? Btw, pj lah bang, kan abis jadian." Tanya Keisya.

"Nanti Kak Lia transfer Key,
tenang aja."

"Kak Li, masih punya uang?"

Dengan bangganya Lia menjawab. "Masih dong.... Gini-gini uang kak Li, masih banyak,"

"Terus kenapa kak Lia jadinya tinggal disini? Bukannya Keisya ngusir yah, Keisya cuman, penasaran."

"Abang kamu yang maksa tinggal disini tadinya, mau ke hotel bila perlu keluar negeri sekalian reflesing tapi, dipaksa Kak Lia kabur bakalan perang dunia kayaknya. Kamu liat kan kemarin koper Kak Li, dibanting gara-gara mau kabur?"

Raveno Cakrawala [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang