51. Rindu

239 52 10
                                    

Jikalau ditanya hal apa yang paling aku benci,

Maka aku akan menjawab satu yaitu, merindukan seseorang? Kenapa?

Karena, merindukan seseorang sangat menyiksa bagiku...

–Liana Alvender Ruby


********

Perempuan itu menutup kamarnya dan langsung tidur di kasur yang telah lama ia tidak tiduri tanpa melepaskan sepatu sekolahnya,
sudah lama sekali ia tidak kembali kerumahnya yang dulu.

Lia memilih kembali kerumah itu
dan Raveno kembali tinggal sendiri seperti dulu, tidak sendiri ada bi Minah, bi Iyan sebagai pembantu
pak eko sebagai satpam, pak Satria sebagai supir pribadinya dan maid lainnya Lia mulai mengenal mereka, satu persatu, bahkan bi Iyan membuatkannya bolu untuk dibawa pulang, sejujurnya Lia merindukan lelaki itu ia ingin rasanya memeluknya saat ini.

Alunan lagu story my life milik one direction terdengar sebagai nada dering di ponselnya, dengan cepat Lia mengangkat telepon itu.

"Lia?" Sapanya.

"Raveno! Ven, aku baru aja sampe loh, beneran aku capek banget pake banget ntah, kayak pegel semua badannya." Adunya kepada Raveno.

Raveno tertawa pelan mendengar
itu. "Kamu udah makan? Kalo
belum makan dulu gih."

"Nanti aja, aku belum laper."

"Makan dulu, biar kamu ada energi Li, aku pengen ngobrol yang lama banget sama kamu bila perlu sampe kita ketemu besok." Ujarnya.

"Nanti, Ven. Mending kita ngobrol aja dulu sekarang."

"kamu kangen gak sama aku?" Tanya Raveno.

Lia mengangguk pelan walaupun, lelaki itu tidak tahu. "Kangen, banget malahan. Pengen peluk kamu kalau aja bisa."

"Kamu suka film dilan?" Tanya Raveno lagi.

"Suka, itu film favorit aku selain surat cinta untuk starla."

"Kalo kata Dilan rindu itu berat, dan aku gak pengen kamu ngerasain beratnya rindu itu, biarkan aku saja yang merasakan rindu Lia,"

Lia tertawa pelan mendengar kata-kata itu. "Mau gombal apa gimana nih? Kok tiba-tiba."

"Bentar, kamu tau gak? Apa bedanya kamu sama matematika."

"Apa tuh Ven?"

"Kalo matematika itu kadang bikin pusing pikiran karena rumusnya kalo kamu bikin pusing pikiran aku karena, kamu terlalu manis dan cantik."

"Rav, sebenernya cewek cantik itu banyak... Banget malahan gak cuman aku loh."

"Memang perempuan cantik itu banyak cuman yang mau dan tulus sama aku cuman kamu Lia,"

"Rachel mau tuh kayaknya sama kamu gak cuman aku,"

"Yah, tapi perempuan yang paling sempurna itu kamu Lia, kenapa sih muka kamu susah?"

"Susah kenapa Ven? Aku nyebelin? Jelas dong, kalo gak nyebelin bukan Lia namanya."

"Bukan Lia, wajah kamu itu susah untuk dilupakan.... Susah banget, apalagi ketawa kamu yang bikin candu kalo aja semua orang tau, pasti mereka bakalan rebutan buat dapetin perempuan kaya kamu,"

"Tapi nih yah Ven, menurut aku
ituorang bakalan lebih banyak ngerebutin kamu kenapa? soalnya kamu itu ganteng, cakep, dan rate nya itu seribu dari satu sampai sepuluh. Jadi gini kan kemarin ada yang nembak aku, kamu tau gak?"

Raveno Cakrawala [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang