Setelah itupun, Lia berdiri membuat sang empu juga ikutan berdiri.
"El--lo kok bisa disini Ven?" Tanya Lia dengan takut.
"Gue ngeliat Lo, mau kabur dari sekolah yaudah gue ikutin." Jawabnya dengan santai.
"Lo jangan ngadu ke siapa-siapa yah? Lo kan baik ya kan, Ven?" Pinta Lia.
"Lo mau ngapain kabur sih Li? Ini masih jam pelajaran kan? Ngapain juga kabur?" Omel Raveno.
"Gue cuma males Ven, gue capek males disekolah. Kalo gitu Lo jangan sampe bilang gue mau kabur, gue bakalan balik ke kelas." Fine Lia mulai berjalan pelan menjauh dari Raveno.
"Naik ke punggung gue," perintah Raveno membuat Lia berhenti lalu membalikkan tubuhnya.
"Buat?"
"Panjat gerbang ini,"
Raveno pun berjongkok dengan suka rela dan mulai menepuk-nepuk punggungnya mengisyaratkan Lia untuk naik.
"Gapapa gue injek?"
"Gak Li, udah cepetan."
"Okeh gue naik." Dengan senang hati pun Lia menginjak punggungnya lalu keluar dari area pagar sekolah tersebut dengan mudah.
Tanpa disangka Raveno ternyata
juga memanjat pagar itu dan menggenggam tangannya."Lo mau kabur juga Ven?"
Raveno mengangguk pelan menjawab pertanyaan tersebut. "Gue mau nemenin Lo, kalo sendirian nanti diculik lagi."
"Lo takut banget gue diambil orang yah?" Tanya Lia.
"Banget, kalo Lo diculik nanti gue dirumah sendirian lagi dong. Trus, Lo nanti bakalan kesiksa pas diculik."
"KALIAN! MAU KABUR KEMANA?!" teriak seorang satpam yang melihat kedua sepasang remaja itu diluar area sekolah.
"Lari Ven!" Teriak Lia lalu lari dengan cepat bersama Raveno menjauh dari lingkungan sekolah.
Setelah sudah cukup sangat jauh Lia memegangi kedua lututnya mencoba mengatur nafas setelah berlari.
"Nih minum." Tawar Raveno menyodorkan satu botol air putih dingin.
"Thanks, kita duduk disana." Ujar Lia setelah melihat bangku panjang dibawah pohon yang kosong.
Mereka berdua pun duduk
dibangku tersebut lalu meminum
air ditangannya. Untung saja ada pohon jadi mereka berdua tidak merasakan terik matahari."Li, kayanya Lo kalo soal bolos sekolah kaya gini, lumayan jago deh," Ujar Raveno setelah minum.
"Emang, kan dari dulu gue rajin bolos apalagi soal pelajaran olahraga."
"Jangan diulangi lagi, Lo bisa kena sanksi." Nasihat Raveno melihat kelakuan Lia yang diluar nalar.
"Udah kena kok, lagipula cuma bolos bukan ngebully." Dengan entengnya Lia menjawab seperti itu.
"Iya juga tapi, sama aja gak baik."
Lia mendengus kasar mendengar perkataan itu. "Terus kalo gak baik Lo ngapain ikutin gue? Gue udah biasa sendiri."
"Gapapa, gue juga pengen ngerasain bolos."
Mendengar penuturan itu Lia tertawa geli sambil memukul-mukul kursi tersebut. "Emang Lo seumur hidup gak pernah bolos apa?"
"Iya, baru kali ini gue bolos dan parahnya kabur dari sekolah pake manjat pager segala."
"Dahlah, cape gue ketawa. Gue lupa Lo kan anak pemilik sekolah jadi, gak bakalan diomelin juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Raveno Cakrawala [End]
Novela JuvenilLiana Alvender Ruby, seorang perempuan yang dikenal sebagai perempuan angkuh, keras kepala, egois dan sombong. Namun, semua pandangan itu berbalik dengan kenyataannya, Lia ia mempunyai banyak luka dan trauma. Ia punya seribu alasan mengapa ia bers...