13. kekurangan

544 112 104
                                    

"Eh, Lia tambah gemukan yah," ujar tante mita.

"Li, klo ditanyain jawab kamu ngapain dipojokan? Revan juga ngapain disitu kaya anak ilang ada tantenya bukan diajak ngobrol malah didiemin." ujar mamahnya.

Lia dan Revan pun duduk didekat mereka ada perasaan malas di pikiran mereka berdua.

"Kevin... kamu juga duduk disini jangan main hp terus," ujar mamahnya.

Kevin yang mendengar itu langsung duduk dengan raut muka datar.

"Kok, Lo ga main dikamar Vin? Biasanya main hp dikamar." bisik Revan kepada kevin.

"Mager.... kamar gue dipake ama ketiga tante-tante buat tiktokan, bakalan beres-beres kamar dah gw abis ini." bisik kevin.

"Sungguh miris hidupmu Vin," jawab Revan sambil menggeleng gelengkan kepalanya pelan.

"Lia kamu udah punya pacar yah? pasti banyak," ucap tantenya.

"Gam, saya bukan cewe murahan yang punya banyak cowo kaya anak tante, saya mau sukses dulu." ketus Lia.

Kevin dan Revan yang mendengar itupun tertawa pelan mendengar perkataan Lia. Sungguh sangat savange kat- katanya.

"Lagi pula gak punya cowo belum tentu sukses, Liat anak tante mereka punya pacar tapi bisa kuliah di UI pake beasiswa. Kamu harus contoh mereka mereka bisa pin-" omongan tantenya terputus setelah Lia buka suara.

"Terus saya harus kaya anak tante gitu? Saya udah muak denger tante yang selalu bangga banggain anak tante. Gimana kalo salah satu dari mereka ngecewain tante? Tante gak berhak ngurusin hidup saya ini kehidupan saya!" Potong nya Lia dengan mata berkaca-kaca.

"LIA! JAGA OMONGAN KAMU!" ujar mamahnya dengan nada tinggi.

"Kenapa mamah ga suka Lia ngomong kaya gini? Emang kenyataan kok,"

Satu tamparan nyaris saja menampar pipi Lia, jika saja Revan tidak menahan tangan mamahnya.

"KAMU KENAPA BELA LIA, REVAN!?" Tanya Mamahnya dengan nada tinggi.

"UDAH SEHARUSNYA REVAN NGEBELA LIA! LIA ITU ADIK REVAN! GAK SEHARUSNYA MAMAH BERSIKAP KAYA GINI! LIA BUTUH KEBEBASAN JUGA MAH!" Pekik Revan dengan nada tinggi dan raut muka yang menyeramkan menahan amarah.

"BENER KATA BANG REVAN, KAK LIA BUTUH KEBEBASAN GAK SEHARUSNYA MAMAH KAYA GINI! MAMAH SELALU BIKIN KAK LIA INGIN TERLIHAT SEMPURNA DIMATA ORANG LAIN TAPI, MAMAH PERNAH GAK MIKIR GIMANA MENTAL ATAU KESEHATANNYA!? GAK PERNAH KAN?!" Tanya kevin dengan nada tinggi.

Lia yang mendengar semua perkataan itu hanya bisa terdiam sambil menahan tangis yang ingin pecah saat itu.

"CUKUP REVAN! KEVIN! LIA!" Teriak mamahnya.

Karna merasa tangisnya ingin pecah Lia lari keluar dari rumah tersebut tanpa menghiraukan perkataan orang tuanya.

Revan yang melihat Lia pergi pun ingin menyusul nya dengan keluar rumah tersebut.

"MAU KEMANA KAMU REVAN!?" Tanya mamahnya.

"Keluar," Jawabnya singkat lalu pergi keluar dari rumah tersebut.

Kevin bahkan tak hanya diam dia merogoh kunci motornya dan mengambil jaket miliknya sontak mamahnya menanyakan nya.

"KAMU JUGA MAU KEMANA?!" Tanya mamahnya masih dengan nada tinggi.

"Keluar lah, males dirumah gak guna juga dirumah," Jawabnya sambil menatap tajam tantenya seolah memberi kode bahwa ia memiliki dendam kepadanya.

Tantenya yang melihat tatapan itu seluruh langsung kaku. Jika dibilang menakutkan maka ia akan menjawab ia.

Raveno Cakrawala [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang