22. kerja kelompok

450 68 2
                                    


“Jangan pernah ngerasa sendiri karna, ada gue yang bakalan ada disisi lo dan nemenin lo," -Raveno Cakrawala.

*******

“Masih gak mau cerita?” Ujar Raveno yang sedari tadi menunggu Lia untuk buka suara namun, nihil ia hanya diam termenung sedari tadi.

"Jangan pernah ngerasa sendiri Li, bagi semua masalah lo ke gue, jangan mendem semuanya sendiri." Ucap Raveno sambil merapikan anak Rambutnya.

Lia hanya diam dan menatapnya lalu membuka suara. "Lo gak bakal tau dan gak ngerti Ven,"

"Maka untuk itu, bagi semua masalah lo ke gue, biar gue tau dan ngerti semua masalah lo,"

"Lain kali gue cerita sama lo, disaat gue udah siap cerita tentang itu gue ngerasa gue bakal nangis sesenggukan ceritain ini."

Mendengar itu Raveno merebahkan dirinya dengan posisi kaki menggantung. "Gue bakal tunggu hal itu, lo gak usah ngerasa malu atau terbebani ceritain hal itu."

Lia pun, mencoba ikut merebahkan dirinya disamping Raveno dengan posisi yang sama. Ia mencoba menatap langit-langit dinding disana.

Raveno menaruh kedua tangannya dengan posisi sila didepan dadanya. Ia menatap Lia dan mencoba bicara dengannya.

"Lia, Lo tau gak cerita matahari dan bulan? Sama cerita Fajar dan senja." Ucapnya mencoba memulai pembicaraan.

"Gak, emang ada apa dengan cerita itu?"

"Lo, mau dengerin gue cerita?" Tanya Raveno yang dibalas anggukan antusias oleh Lia.

"Jadi gini, lo tau kan kalo matahari dan bulan sama-sama dibutuhkan di bumi ini? Mereka itu punya keindahan masing-masing."

"Kok keindahan sih? Bukannya Matahari gak ada keindahan?
malah ngeselin bikin kepanasan tau...." Keluh Lia merasa tak mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh Raveno.

Ia tatap perempuan tersebut lalu tersenyum tipis. "Lo tau kan? Senja gak akan ada kalo, gak ada matahari, itu salah satu keindahan matahari bila dilihat di langit pada waktu sore hari atau menuju malam."

"Ouh gitu,"

"Kalo cerita Fajar dan senja gimana mereka nama atau–"

Belum selesai Lia menyelesaikan pembicaraanya pintu UKS digebrak walaupun tidak dikunci. Setelah melihat siapa yang menggebraknya ia berdecih kesal.

"Anjing malah tidur-tiduran, kita ngerjain tugas Lo enak-enakan berdua," Teriak Kenzo sambil berkacak pinggang.

"Ganggu Lo zo," ucap Lia dengan kesalnya.

"Udah! Lo berdua balik ke kelas, lo Ven, disuruh perkenalan diri dan lo Lia balik ke kelas ada yang mau disampaikan oleh gurumu tercintah." Omelnya seperti seorang bapak-bapak yang sedang mengomeli kedua anaknya.

"Tercintah? Dih... Gue tolak,"

"Bodo lah Li, mending Ll berdua balik ke kelas, anu-anuannya di rumah lo pada aja."

"Dih... Ngeres otaknya," ujar Lia sambil menggelengkan kepalanya.

******

Hari semakin berlarut sore, semua anak murid Kelas XI Cakrawala harus pulang dengan soal yang menumpuk.

Lia merenggangkan tubuhnya
yang terasa pegal-pegal hari ini
lalu memasukkan buku-bukunya kedalam tas.

Raveno sudah terlebih dahulu melakukan itu hanya, dia masih
setia menunggu seorang Lia.

Raveno Cakrawala [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang