52. Kesalahan

238 52 1
                                    

"Luka yang kumiliki telah banyak sehingga aku lupa caranya untuk tertawa."

-Liana Alvender Ruby


*******

Brak!

Buku-buku yang ditangannya itu berserakan lantaran karena, ia menabrak seseorang dan orang itupun langsung membantu nya memumuti semua buku itu.

"Lo pacarnya Raveno?" Tanya lelaki itu sambil membantunya.

"Iya, and lo bukan anak murid disinikan? Gimana bisa masuk?" Tanya Lia.

"Gue gabut aja, lihat-lihat siapa tau sekolah ini cocok sama gue dan gue bakalan masuk ke sekolah ini."

"Lo mau gue bantu bilangin?" Tawar Lia.

"Gak perlu, gue bisa sendiri gue kenal sama Raveno. Dan kenalin gue semesta pramata panggil aja semesta." Ujarnya sambil menjulurkan tangannya.

Lia langsung menjabat tangan itu tanpa ragu-ragu. "Gue Lia, lo temen nya Raveno? Atau apa?"

"Lia? Sebelum lo kenalin diri lo gue juga udah tau kalo nama lo Liana Alvender Ruby seorang bangsawan keturunan keluarga pebisnis perusahaan Alvender." Tutur Semesta.

"What? Kok lo bisa tau sebanyak itu?"

"Gue bisa tau, karena nyari tau. Gue bukan temennya Raveno cuman kenal aja sama dia, gue bahkan tau rahasia buruk dia."

"Rahasia apa?" Tanya Lia.

"Gue gak bakalan ngasih tau, kalo gue kasih tau namanya bukan rahasia lagi dong itu." Jawab Semesta.

"Ouh yaudah, gue juga banyak kerjaan gue pamit." Pamitnya

"Bentar Li," Tahan Semesta. "Lo beneran mau tau? Apa jaminannya kalo gue kasih tau lo? Lo bakalan benci sama Raveno?"

"Benci? Dia sejahat itu? Gue tau, lo mau jahatin dia kan? Gak usah banyak alesan gue udah tau, dan gue gak bakalan percaya sama lo Semesta." Ketus Lia lalu pergi meninggalkannya.

Semesta hanya diam sambil tersenyum smirk. "Kalo lo gak mau, gue juga bakalan bongkar semuanya Lia,"

******

Drrt! Drrt!

Hp yang bergetar membuat Lia segera mengambil nya yang terletak diatas meja belajarnya lalu membuka layar ponsel itu, malas baginya sebenarnya.

Nomor tidak dikenal mengirimkan sesuatu pesan kepadanya, Lia langsung menjatuhkan ponsel itu lalu menutup mulutnya ia seperti tidak ada tenaga lalu tubuhnya mulai merosot jatuh.

"Ven.... Ini bukan kamu kan?" Tanya Lia pada dirinya sendiri.

Lia setelah itupun mencoba menghubungi Raveno lalu menyuruh nya untuk bertemu sebentar saja di taman tempat yang ia sering datangi ketika tidak sekolah atau kabur dari sekolah.

"Lama nunggunya?" Tanya Raveno yang baru sampai.

Lia menggeleng pelan dan tersenyum tipis namun, tatapannya kosong seperti bukan Lia yang selalu ceria dan bertingkah laku seperti anak kecil. "Gak, aku juga baru sampe boleh kita bicara sebentar aja?"

"Lama juga gapapa, nanti pulangnya gue anterin ya? Sorry pake gue lo lagi, kamu sakit? Mual? Pusing?"

"Gapapa, kalo misalnya terpaksa pake gue lo aja Ven, gue cuman mual dikit sama pusing sedikit.''

Raveno Cakrawala [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang