31. Kerja sama.

320 50 0
                                    

"Lo mau kan kerja sama, sama gue?" Ucap seseorang dengan senyum smirk penuh dendamnya siapa lagi kalo bukan Fanya?

"Mau, tapi dengan syarat Lo harus nutupin semua ini dan biayain gue dan adek gue buat sekolah disini." Ucap seorang perempuan dengan kantung mata yang tak Ter urus itu.

"Aman, asalkan Lo harus pisahin Lia sama Raveno dan bikin Lia dibenci banyak orang." Ucap Fanya yang sambil merokok.

"Deal, dengan satu tambahan uang buat bayar kesehatan orang tua gue," Ucapnya lagi.

"Oke deal, Lo minta banyak suapan dan semua kerja Lo harus bagus."

"Oke, gue juga dapet info kalo Lia jadi incara Alvaro Geng danger." Ucap perempuan itu sambil menghitung uang yang Fanya berikan.

"Kenapa?" Tanya Fanya.

Perempuan itupun memasukkan uangnya ke dalam tas lalu menatap nya. "Lia jadi sasaran nafsu Alvaro."

Fanya yang mendengar itupun membuang rokok nya lalu tertawa jahat sambil bertepuk tangan. "Bagus, gunain kesempatan ini Lo emang pinter."

"Tapi, bukannya lebih baik lagi kalo kita kerja sama, sama Alvaro juga?" Ujar perempuan itu mengasih saran.

"Fine, bagus. Kita harus kerja sama sama dia juga." Ucap Fanya sambil merapikan anak rambut perempuan itu.

*******

Tanpa permisi tiba-tiba saja ada seseorang yang menabraknya membuat semua buku-buku ditangan Lia terjatuh, dengan segera Lia memunguti buku-buku yang jatuh tadi dan yang menabraknya pun membantunya.

"Sorry, gue gak sengaja." Ucap seorang itu sambil membantunya.

Lia mendongak setelah memberesi semua bukunya namun betapa terkejutnya ia setelah melihat orang tersebut. "Zahra? Lo sekolah disini?"

"Iya, gue sekarang sekolah disini." Ucap Zahra sambil tersenyum.

"Lo masuk lewat jalur apa?" Tanya
Lia.

"Gue bayarlah gak mungkin gue kaya Lo, masuk lewat jalur prestasi." Ujar Zahra lalu menggandeng tangan Lia.

"Li, anterin gue ke kelas gue ya?" Pinta Zahra.

"Ayo, gue anterin."

******

Setelah jam pertama selesai ini waktunya istirahat hari ini semua guru ada rapat jadi, setelah itu mereka semua belajar sendiri.

"Li, Lo kemana tadi? Kok gue gak
Liat Lo?" Tanya Raveno.

"Ouh, gue tadi nemenin temen gue, Dia baru pindah kesini." Jawab Lia.

Jika kalian berfikir setelah kejadian Raveno mengatakan bahwa, ia menyukai Lia mereka akan menjadi asing atau salah satu dari mereka menjauh maka kalian salah. Tidak ada yang berubah dari mereka berdua.

Lia dan Raveno tetap akrab dan kadang menjahili satu sama lain. Bagaimana mungkin tidak? Mereka saja tinggal satu atap.

Namun, baru saja Raveno ingin mengajak Lia makan diluar sekolah sosok perempuan dengan rambut di ikal datang ke meja mereka.

Zahra dengan senyuman yang ada wajahnya mendekat ke arah Lia. "Li, mau makan bareng gak?"

"Boleh, Lo tumben banget senyum terus dari tadi." Goda Lia.

Raveno Cakrawala [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang