"Terus, dibawa pulang?"
"Enggak, Mama nggak suka." Nayla mendekat ke layar laptopnya dan berbisik, "nanti bisa dimarahin."
Zayn cuma tersenyum doang. Nayla tadi cerita, dia nemu kucing kecil, putih, lucu banget. Kayaknya tu kucing nggak punya rumah, Nayla jadi kasihan. Pengin bawa pulang, tapi, mamanya bakal marah nanti.
"Ya udah, kalau mau lihat kucing, main ke sini aja." Zayn menggeser laptopnya. Membuat Tommy yang lagi guling-guling di sofa tersorot kamera.
Nayla menunduk, kembali mendekat ke layar demi melihat anaknya Zayn dengan lebih jelas. Pengin gendong terus elus-elus. "Gimana kalau Tommynya aja bawa sini kapan-kapan? Mama juga udah kangen banget sama lo."
Mamanya Nayla emang suka banget nyinggung nama Zayn tiap kali ada kesempatan. Kayaknya seneng banget kalau Zayn mampir.
Zayn menggeser laptopnya kembali menghadap ke arahnya. "Tante Katrina doang yang kangen?"
"Anaknya juga."
"Kalau calon Papa mertua?"
Nayla mengulum bibir. "Siapa sih?"
"Bokap lolah."
Emang cowok dingin kalau lagi kesurupan bisa sealay ini? Zayn si ketos yang sifatnya sebelas dua belas sama psikopat bisa juga membikin hati cewek berdebar-debar nggak keruan. Nayla jadi pengin lari aja, deh.
"Tauk."
Zayn tersenyum lagi. Senyum yang manisnya kebangetan. Membikin pipi Nayla jadi anget. "Weekend besok gue main ke sana, deh. Bawa Tommy sekalian."
"Sip." Nayla mengacungkan jempol.
"Tidur, gih, dah larut. Besok bangun yang pagi. Biar nggak telat."
"Biasanya juga nggak telat." Nayla berdeham. "Nggak ada yang mau jemput, nih?"
Suara yang terdengar seperti siulan, yang berasal dari arah dapur, membuat Zayn mengalihkan perhatiannya. "Bentar ..." Zayn berdiri. Pergi ke dapur matiin kompor. Tadi dia emang lagi masak air di teko.
Zayn perginya lamaan. Nayla cuma bisa natap sandaran sofanya doang. Padahal, Zayn bisa geser dulu layarnya ke Tommy, biar Nayla nggak gabut nunggu. Pasti tu anak lagi buat kopi.
Suara langkah kaki terdengar dari arah luar kamar Nayla. Pintu kamarnya terbuka beberapa saat kemudian. Bhas berdiri di sana. Menyangking ... demi sendal Naruto kesayangan Nayla.
"Nay, bra lo ketinggalan di rumah gue."
Nayla segera berlari ke arah pintu. Menutup mulut Bhas dan mendorongnya keluar.
.
.
.***
.
.
.Zayn balik ke sofa sambil bawa secangkir espresso. Baru juga mau menyeruput isinya, Zayn udah tersedak duluan. Gimana enggak, di seberang sana, Bhas berdiri di ambang pintu kamar Nayla, sementara tu cewek lari menghampirinya.
Masalahnya, bukan itu. Tapi, sesuatu yang dibawa Bhas, yang dicangkingnya kayak barang biasa.
Ini Zayn yang salah lihat atau gimana? Bhas ...! Astaghfirullah. Zayn speechless. Matanya melotot, sama sekali nggak kedip.
Ya, gimana Zayn nggak shock coba?
Lagian, kok, bisa branya Nayla ada di Bhas? Astaghfirullah ... astaghfirullah. Zayn nggak bisa berpikir positif.
Mana ada cewek sebegininya, selain Nayla. Bra ketinggalan di rumah orang lain, apalagi rumah cowok. Zayn cuma bisa menutup mulut. Mana mungkin dia berani tanya, "Gimana bisa bra lo ketinggalan di rumah Bhas?" yang ada, Zayn mati kutu duluan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Amberlyyn! (✓)
RomantikGimana rasanya dicintai sama makhluk ajaib? Ketua OSIS yang songong dan kejam kayak psikopat. Ketua geng motor yang kalau gabut kerjaannya gibahin orang. Mana yang akan kamu pilih? _______ Jul 2023, IshtarWinter