"Berdasarkan pemungutan suara, yang menjadi Ketua OSIS 2022 sampai 2023, angkatan-18 adalah ..."
"Udah ketebak, sih." Mizun di barisan paling belakang, berceletuk. Membuat Bhas dan yang lain mengangguk setuju.
Pilketos dilaksanakan di lapangan yang lagi panas-panasnya. Membuat sebagian siswa milih berteduh di koridor sekolah. Tapi, disuruh kumpul di tengah lapangan lagi waktu voting udah selesai, dan bakal ketos baru udah ketahuan.
Guru-guru sama anggota inti OSIS, mah, enak ngadem di bawah pohon, di depan sana. Lah, murid-murid lain?
"Riko Ilham Saputra."
Sorak sorai dan tepuk tangan riuh menjelma badai di tengah lapangan. Gemuruh tapak kaki siswa yang loncat-loncat rasanya bisa bikin tanah longsor. Bahagia banget, habis kehilangan ketos macam Zayn, dapet ketos baru macam Riko yang tampangnya sebelas dua belas sama Zayn.
"Nah, 'kan? Gue bilang juga apa." Yoi, Mizun si cenayang dari gua buaya.
Zayn di depan sana menyalami kembarannya. Saling berpelukan juga. Menambah kinclong mata cewek-cewek. Dua makhluk tampan dijadiin satu. Apalagi yang bisa lebih menarik?
Sempurna banget, kayak adik-kakak beda ortu. Dua vitamin siang bolong gratis.
Mizun dan yang lain cuma bisa ngangguk-ngangguk sambil senyum malas. Nggak berguna juga mereka bahagia. Siapa pun yang kepilih, nggak akan menguntungkan atau merugikan hidup mereka.
Saat hiruk-pikuk mereda, Zayn segera mangkir dari lapangan. Nyusul bayi besarnya yang lagi duduk di kelas. Kasihan dari tadi sendirian. Zayn emang nyuruh Nayla buat berteduh setelah ngasih suara. Biar ceweknya itu nggak pingsan atau mual lagi kelamaan berdiri.
Sampai di pintu kelasnya Nayla, Zayn langsung terdiam dengan badan lemas. Ini matanya yang salah atau emang Nayla nggak lagi sendirian di kelas? Ada orang lain di depannya.
"Judi lagi?" Zayn langsung nyerobot, berdiri di samping meja, di antara Jay sama Nayla. Ini kenapa Jay bisa ada di sini, sih? Ngapain main kartu segala? Mana Nayla kelihatan senang banget gitu, nggak kayak tadi pagi waktu Zayn jemput, masih lemas. Ini, kok, tiba-tiba bisa ketawa kencang banget, dapat energi dari mana?
Zayn menggelengkan kepala. Kesal, gemas, bingung, jadi satu.
"Ini bukan judi, soalnya nggak ada taruhannya," jawab Nayla sambil mengedikkan alis ke arah Jay. Wajahnya yang tadi pagi masih pucat, sekarang udah semringah banget. Membikin Zayn gemas pengin jitak kepalanya.
"Lo ngapain ke sini?" tanya Nayla.
Ih, gimana, sih? Dikhawatirin nggak peka banget, dah. "Mau ngecek keadaan lo." Zayn ganti menatap Jay. "Lo ngapain di sini? Bukannya kumpul di lapangan."
"Ngadem," jawab Jay sekenanya. Kalau nggak ada Nayla, udah Zayn lempar dari jendela. Beneran, deh.
Zayn beralih menginterogasi Nayla lagi. "Bohong kalau nggak ada taruhannya."
"Emang nggak ada." Nggak percayaan banget jadi orang. Nayla menyingkap poni tipisnya. "Yang kalah disentil."
"Astaga!" Zayn langsung memeluk kepala ceweknya itu. Ya, gimana enggak, jidat Nayla merah banget. Nyentilnya pakai tenaga pasti. "Lo keras banget sama cewek," tuding Zayn pada Jay.
Deseu langsung nggak terima, dong. "Heh, lu nggak lihat jidat gue? Nih." Gantian Jay yang nunjukin jidatnya. "Berdarah-darah. Cewek lo, tuh, nyentilnya pakai tenaga dalam."
"Berdarah-darah?" Nayla ngegaplok dahinya Jay. Mana ada darah, cuma lebam doang, kok. Belum berdarah.
"Sialan lo." Jay udah ngangkat tangan. Niatnya pengin bales nampol Nayla, eh, tu cewek dengan songongnya malah berlindung di balik pelukan cowoknya. Jay cuma bisa menghela napas. Padahal, dia ke sini juga buat nemenin Nayla, khawatir kalau Nayla mual lagi atau gimana dan nggak ada yang nolongin. Makanya Jay ngadem di kelas. Sebenarnya, biar bisa tiduran juga, sih, soalnya tadi malam begadang nonton bola. Tapi, ya sudahlah, nggak penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Amberlyyn! (✓)
Storie d'amoreGimana rasanya dicintai sama makhluk ajaib? Ketua OSIS yang songong dan kejam kayak psikopat. Ketua geng motor yang kalau gabut kerjaannya gibahin orang. Mana yang akan kamu pilih? _______ Jul 2023, IshtarWinter