"Zayn mau ke sini. Mau ngenalin anaknya ke Mama."
Katrina mengerutkan kening. "Anak?" pisau yang sedang dipegangnya mengambang di tempat.
Sambil mengulum bibir, Nayla mengangguk. "Mama nggak masalah 'kan kalau aku nikah sama duda?"
Kerutan di dahi Katrina berganti dengan kedua alis meninggi. Katrina menjatuhkan pisaunya ke talenan dengan keras. Menimbulkan suara yang mengerikan. "Duda?" mulutnya membuka dengan tidak percaya.
Papa Nayla di ruang depan, mencuri dengar di balik koran yang lagi dibacanya.
"Iya, Zayn punya anak cowok."
"Serius kamu?"
"Dua rius," balas Nayla. Saat itu, pintu rumah diketuk dari luar. "Itu pasti Zayn." Nayla segera keluar dari dapur. Namun, mamanya lebih dulu berlari, membuka pintu.
Nggak sabar banget ketemu Mas Duda anak satu. Hehe. Nayla mengulum bibir nahan tawa waktu Mama Katrina nyari-nyari sosok anak semata wayang Zayn.
"Halo, Tante." Zayn menggamit tangan Mama Katrina dan mencium punggung tangannya. "Apa kabar? Makin lama makin cantik aja," puji Zayn, yang malah diabaikan. Katrina sibuk jelalatan.
Zayn mengerutkan kening ke arah Nayla.
Pacarnya itu cuma mengedikkan bahu sambil ngangkat tangan.
"Mana anak kamu?" tanya Katrina.
"Anak?" Zayn mengernyit. Lalu, sadar kalau Nayla lagi nutup bibir sambil nahan tawa. "Ooh, ini." Zayn menarik pelan tali yang mengikat Tommy dengan tangannya. Membuat kucing yang semula sembunyi di belakangnya itu keluar. "Kenalin Tante, namanya Tommy."
Giliran Katrina yang mengernyit. "Kucing?"
Nayla terkekeh. Mangkir dari ambang pintu dan berdiri dekat Tommy. "Anaknya Zayn ganteng banget, 'kan?" Nayla berjongkok, mengelus Tommy dan mengambil alih talinya dari tangan Zayn. "Ayo masuk, Sayang. Mama udah siapin Whiskas buat kamu."
Bener-bener, dah. Mamanya udah ketar-ketir, anaknya malah pergi tanpa merasa bersalah. Kalau bukan anaknya sendiri, udah Katrina usir dari rumah. Bisa-bisanya ngomong setengah-setengah. Bikin jantung Katrina deg-degan saja.
Zayn merenges waktu Katrina beralih menatapnya. Ini Nayla pasti berbuat ulah. Lihat aja muka mamanya bete banget gitu. Mana Nayla pergi gitu aja. Bukannya ngajak Zayn masuk, malah asyik main sama Tommy.
"Ayo masuk, Zayn. Tante lagi masak buat maksi. Kamu udah makan?"
Katrina dan Zayn berjalan beriringan menuju ruang depan.
"Belum, Tante," jawab Zayn sambil tersenyum canggung. Ini gara-gara Nayla, sih. Biasanya Zayn juga nggak awkward gini sama Tante Katrina.
"Kebetulan kalau gitu. Kita makan sama-sama, ya?"
Zayn mengangguk. Langsung ke ruang depan.
"Om." Zayn menyalami Om Wisnu yang masih duduk di sofa. "Apa kabar?"
"Hai, Zayn. Baik ... baik, kamu apa kabar?" Wisnu menyingkirkan korannya ke meja.
"Baik, Om."
"Anak kamu itu Persian?"
Ini kenapa malah pada bawa kata-kata anak, si? "Bukan, Siberian, Om."
Wisnu menganggut sambil ber"ooh".
Satu keluarga ini jenisnya sama kayak Nayla semua kali, ya? Ngeselin_dikit.
"Aduh ... aduh, Sayang, jangan gitu, dong." Nayla di dekat kolam renang sana lagi sibuk sama Tommy. Anak kucing itu nggak mau sama Nayla. Padahal, udah dikasih makan juga, tapi, tetap pengin pergi. Kucing emang gitu, selalu penasaran sama segala hal. Tommy pasti pengin inspeksi isi rumah Nayla, deh. Kalau-kalau dia diculik ke sini suatu saat nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Amberlyyn! (✓)
RomanceGimana rasanya dicintai sama makhluk ajaib? Ketua OSIS yang songong dan kejam kayak psikopat. Ketua geng motor yang kalau gabut kerjaannya gibahin orang. Mana yang akan kamu pilih? _______ Jul 2023, IshtarWinter