"Sebagai rasa terima kasih, saya akan menjawab semua pertanyaan kalian."
Ucapan Soobin barusan membuat Sunghoon dan Jake tersenyum lebar. Semua kesulitan mereka selama ini akhirnya terbayar juga. Tanpa membuang banyak waktu, Sunghoon langsung menanyakan pertanyaan pertama.
"Saat Tuan Joseph bertanya apakah Anda tahu siapa dalang dari penyerangan ini, Anda menjawab Ivy Rodia tanpa ragu. Mengapa Anda begitu yakin?"
"Karena mereka melakukannya dari dulu," jawab Soobin.
"Dari dulu?"
"Direktur Ivy Tower sekarang adalah kakak sepupu saya, Robert Ivy Rodia. Saya mengenal keluarga itu dengan baik karena saya tumbuh bersama mereka. Ivy Tower punya otoritas untuk memberikan lisensi dan sertifikasi pada semua healer di dunia sihir. Ada beberapa persyaratan untuk mendapatkannya dan itu adalah alasan mengapa biaya penyembuhan menjadi sangat mahal."
"Karena lisensi itu? Semacam ada perjanjian kalau mereka harus menyetor beberapa koin tiap bulan untuk mendapatkan lisensi?" tanya Jake memastikan.
"Tepat," Soobin menjetikkan jari. "Klinik healer yang tidak punya lisensi akan dicap sebagai bisnis ilegal, tapi bagi orang miskin, ilegal atau bukan itu tidaklah penting. Mereka hanya membutuhkan perawatan dengan sedikit uang yang mereka punya dan para healer ilegal yang memberikan perawatan itu adalah saingan bisnis bagi Ivy Tower."
"Jadi, mereka membunuh untuk mengurangi saingan bisnis," Sunghoon menyimpulkan.
"Ku rasa mereka juga ingin memperingatkan semua healer kalau kebijakan Ivy Tower adalah mutlak dan barangsiapa yang tidak mematuhinya harus mati," tambah Jake.
Soobin mengangguk, lalu melanjutkan. "Ada banyak sindikat pembunuh bayaran di pasar gelap yang bisa disewa secara anonim. Alasan mengapa saya menolak menjawab pertanyaan kalian sebelumnya adalah karena saya tidak punya bukti. Bahkan semua yang saya katakan pada kalian sekarang bisa dibilang hanyalah asumsi dari pengalaman saja."
Sulitnya lagi, para pembunuh bayaran yang Sunghoon dan Jake tangkap tadi memutuskan bunuh diri sehingga tidak bisa diinterogasi. Bagaimana pun juga, mereka sangat membutuhkan bukti untuk kasus ini. Kesaksian anggota keluarga yang telah lama keluar seperti Soobin sama sekali tidak cukup di pengadilan.
"Apa jawaban saya membantu kalian?" tanya Soobin.
Sunghoon mau tidak mau mengangguk lesu. Harusnya Sunghoon tahu kalau Soobin punya bukti, dia pasti bersedia bekerja sama sejak awal.
"Kalau begitu ijinkan saya untuk menanyakan hal lain," kata Jake.
"Silahkan."
"Mons–," Jake menggeleng. "Tidak. Apakah alasan Tuan Soobin bekerja pada Alsteris adalah murni untuk perlindungan? Karena Anda ingin jadi healer yang bebas tanpa tekanan dari Ivy Tower?"
Soobin melihat ke atas, menerawang sebentar. "Itu salah satu alasan. Sebenarnya saya tak masalah dengan terus bekerja di Ivy Tower, saya bukan orang yang sejujur itu. Hanya saja, saya tidak ingin jadi monster."
"Monster?"
Jake merasa mereka akan segera mendapatkan sesuatu yang selama ini mereka cari. Itu sudah sangat dekat pada kenyataan saat tiba-tiba penjaga rumah Alsteris menginterupsi.
"Mohon maaf mengganggu tuan-tuan sekalian, tapi ada seseorang yang menunggu tuan muda di depan gerbang."
Jungwon bertanya-tanya siapa yang bertamu di tengah malam berhujan seperti ini. Dia tidak merasa dia kenal banyak orang selain teman-teman di sekolahnya. Sambil membawa payung, Jungwon mengikuti penjaga itu dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
POLARIS: The Academy of Magic | ENHYPEN
FanfictionJungwon menghabiskan hari-hari dengan menghindari penagih hutang yang mencari ayah brengseknya. Ketika Jungwon mulai putus asa akan masa depan, ayahnya memberitahu Jungwon sesuatu yang tak masuk akal. "Ibumu adalah seorang penyihir." !baku!