20 - Rival?

1K 179 11
                                    

"Jadi, nama sihirmu itu subspace, ya? Aku baru tahu," kata Niki pada Sunoo.

"Aku juga baru tahu kalau namanya subspace."

"Benarkah?"

Sunoo mengangguk.

Saat ini, mereka sedang menikmati makan siang mereka di kantin. Kantin Akademi Polaris menyediakan menu dan porsi yang berbeda untuk setiap siswa. Diet para siswa disesuaikan dengan jenis sihir dan asupan yang dibutuhkan bagi mereka untuk berkembang. Jungwon mengernyit heran ketika pertama kali mendengar sistem ini. Rasanya seperti idol atau public figure yang harus menjaga makanan demi penampilan. Hanya saja, ini tidak seperti diet yang Jungwon pikirkan.

Profesor Herbert menjelaskan kalau asupan makanan sangat penting untuk seorang penyihir. Di Akademi Polaris, bahkan makan siang siswa diperhatikan sampai detail.

Misalnya saja Niki yang memiliki fisik lebih unggul dari penyihir biasa diberikan porsi daging yang lebih besar. Jungwon tidak tahu apa bumbunya, tapi katanya itu dapat memberikan Niki kecepatan untuk menggambar sesuatu yang ada di kepalanya.

Selama kakinya sakit, Sunoo juga diberi minuman khusus berwarna hijau dan sebab itu kakinya jadi sembuh dua kali lebih cepat. Sekarang dia sudah tidak perlu meminumnya lagi.

"Omong-omong, siswa bernama Heeseung yang Kak Jake bicarakan kemarin, apakah dia beneran sekuat itu?" Jungwon membuka pembicaraan setelah hanya suara denting piring yang terdengar di antara mereka.

"Tentu saja," jawab Niki. "Dia adalah saudara kembar paladin. Kau tahu sendiri sebesar apa peran genetika pada sihir."

Jungwon menunduk lesu. "Apa aku bisa mengalahkannya?"

"Apa kau bilang?" tanya Niki cepat.

"Aku bilang apakah aku bisa mengalahkannya."

Niki tersenyum kaku. "Jungwon, kau tidak sedang memikirkan apa yang aku pikirkan, kan?"

"Ya, aku memikirkan apa yang kamu pikirkan," kata Jungwon. "Aku berencana untuk menantangnya untuk kursi Octagon. Aku penasaran apakah aku harus konsultasi dulu ke Sir Yeonjun atau tidak."

"Tunggu, tunggu," Niki mengibaskan tangannya di depan muka Jungwon. "Kau tidak serius, kan?"

"Aku serius."

Saat Niki merasa lagi-lagi kepalanya pusing karena Jungwon, Sunoo mengutarakan pendapatnya. "Jungwon, sebaiknya kau pikirkan lagi. Kalau kau ingin membuat kakekmu bangga, kau bisa mulai dengan ikut lomba atau sesuatu. Itu tidak sulit untuk mendapatkan beberapa bintang emas. Tidak perlu jadi anggota Octagon segala."

"Aku tidak setuju soal mudah mendapatkan bintang emas, tapi Sunoo benar. Kau tidak perlu sampai jadi anggota Octagon. Setidaknya bukan tahun ini."

Jungwon menatap kedua sahabatnya bergantian. "Kenapa kalian sepertinya sangat menentang keputusanku untuk jadi anggota Octagon?"

"Karena itu Heeseung!" Niki berteriak hingga seluruh pandangan tertuju pada mereka.

Niki berdehem, lalu mengecilkan suaranya. "Itu tak apa kalau orang lain, tapi yang akan kau lawan adalah Heeseung."

"Memangnya kenapa dengannya?"

"Ada rumor yang mengatakan kalau dia itu jahat, sadis, dan tidak tahu aturan," Sunoo bicara dengan suara pelan. "Dia sengaja bergabung dengan Octagon supaya bisa bolos sekolah, tahu! Bagi seorang pelajar, itu adalah motivasi yang tidak akan bisa kau goyahkan, Jungwon."

Bahu Jungwon melorot. "Aku paham kalau kalian mengkhawatirkanku karena melawan musuh yang kuat, tapi percaya pada rumor yang tidak jelas itu tidak baik. Kalian pasti belum pernah bertemu dengannya, kan?"

POLARIS: The Academy of Magic | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang