31 - Hunting Festival (2)

931 166 26
                                    

Ada banyak macam pekerjaan di dunia sihir, tapi para penyihir digolongkan menjadi lima berdasarkan keahlian mereka; alchemist, elementalist, healer, tamer, dan mage. Alchemist yang ahli dalam bidang material dan formula umumnya berkarir sebagai seorang peneliti sihir atau pembuat obat dan ramuan. Sementara itu, elementalist punya pilihan karir yang lebih luas karena tergantung pada elemen yang dikuasai, mereka bisa bekerja di banyak bidang mulai dari pertanian sampai pembuat senjata dan relik.

Healer adalah seorang penyembuh dan hanya lulusan Sekolah Ivy yang boleh jadi healer, jadi Jungwon menghapus healer dari daftar karir masa depannya. Sementara itu, tamer adalah pekerjaan yang melibatkan hewan dan tanaman. Jungwon tidak begitu menggemari hewan, jadi dia juga mencoret tamer dari daftar.

"Mage, ya?" Jungwon melingkari tulisan mage di buku catatannya berulang kali, sampai kertasnya jadi sedikit tipis kena tinta.

Saat ini, Jungwon sedang duduk-duduk di depan api unggun sambil menulis hal-hal random di bukunya. Hari pertama tidak begitu bagus, tapi lumayan bagi Jungwon karena ia bisa beradaptasi.

Jungwon sudah mendapatkan beberapa rabbird –mungkin tiga dan satu kantong mossbit. Sepertinya dia paham kenapa Jake bilang sulit mendapatkan poin dari mossbit. Itu karena mossbit ternyata jauh lebih ringan daripada yang Jungwon duga. Lumut itu terbilang kering dan saat ditimbang, Jungwon yakin kalau tanah yang menempel akan dibuang lebih dulu sehingga beratnya akan jauh berkurang.

"Aku harus mendapatkan lebih banyak besok."

Untuk mendapatkan 200 poin sebenarnya mudah saja, tapi butuh berapa ratus poin sampai Jungwon bisa jadi MVP di ujian ini? Mengingat kemampuan Rochephanta, Jungwon yakin saat ini Niki pasti sudah mengamankan beberapa kepala deerhound.

"Jangan terlalu terburu-buru."

Jungwon berbalik ke arah suara dan menemukan Yuma berjalan dari semak-semak. "Yuma?"

"Menurutku, hari pertama memang bukan waktunya untuk berburu membabi buta. Yang paling penting saat berburu di hutan adalah memastikan bahwa kondisimu prima."

Jungwon menyetujui ucapan Yuma. Saat hendak mencari kayu bakar tadi, Jungwon bertemu dengan beberapa siswa yang terlihat sangat kelelahan. Meskipun kantong mereka penuh dengan buruan, mereka tidak sedang dalam kondisi yang baik. Mereka mungkin tidak akan sanggup berburu lagi besok. Buruknya lagi, mereka bisa saja tidak mampu bertahan sampai tiga hari di dalam hutan.

"Beberapa di antara mereka bahkan belum menemukan makanan sama sekali karena kebanyakan berburu." Yuma mengangkat dua buah ubi dari tasnya. "Boleh aku menumpang apimu?"

"Tentu."

"Aku tidak tahu kau juga memasak, Jungwon. Ku kira semua tuan muda tidak perlu memasak karena makanan akan datang sendiri pada mereka," kata Yuma saat Jungwon membagi semangkok supnya.

"Menurutku, memasak adalah sesuatu yang harusnya semua orang bisa tidak peduli siapa pun dia karena makanan adalah kebutuhan manusia."

"Kau benar. Omong-omong, kau sedang menulis apa?"

Jungwon melirik pada buku catatannya yang terbuka di sebelah kakinya. "Hanya sedikit rencana soal masa depan."

"Masa depan?" Yuma mengintip sedikit catatan Jungwon. "Mage? Kau ingin jadi mage? Jalanmu benar-benar sangat panjang, Jungwon."

Mage adalah sebutan untuk seorang penyihir yang menguasai semua jenis sihir. Mereka bisa membuat formula sihir sendiri, menguasai semua elemen, mampu menundukkan hewan sihir, bahkan ada yang bisa menyembuhkan luka meskipun dia bukan seorang healer. Hanya ada dua jenis penyihir yang dapat menjadi mage, yaitu mereka yang terlahir untuk menjadi mage alias jenius berbakat dan mereka yang mampu menahan sulitnya dan panjangnya perjalanan untuk mempelajari semua jenis sihir di dunia.

POLARIS: The Academy of Magic | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang