07 - Kerja Kelompok

1.4K 232 45
                                    

Ketika libur tiba, kebanyakan orang akan memilih untuk bergulung di balik selimut dan memulai hari lebih lambat dari biasanya. Sunoo berbeda. Anak itu berjalan dengan langkah riang, menembus dinginnya pagi sambil membawa sebuah tas rami.

Kaki Sunoo berhenti di depan sebuah rumah. Tepatnya di bawah salah satu jendela yang ada di sana.

"Rise and shine!!" Sunoo berteriak. "Rumah Niki masih beberapa kilo dari sini, jadi segeralah bangun, pemalas!"

Tidak ada tanda-tanda, bahkan suara sekecil apapun. Oleh karena itu, Sunoo berjongkok memungut sebuah kerikil dan melemparkannya ke jendela kaca kamar Jungwon.

Setelah melemparinya beberapa kali, akhirnya jendela itu terbuka.

"Berisik! Masih pagi buta ini!" kata Jungwon dengan muka bantal dan rambut berantakannya.

"Kalau kesiangan nanti panas."

Jungwon menghela napas. Sunoo ada benarnya juga. "Tunggu sebentar. Masuklah dulu."

Apa yang akan mereka lakukan hari ini adalah mengerjakan tugas yang diberikan oleh Yeonjun. Tugasnya dilakukan berkelompok dan itulah kenapa Sunoo datang ke rumah Jungwon pagi-pagi dengan berjalan kaki.

"Guru herbologi kalian masih cuti minggu ini, jadi beliau menitipkan tugas untuk mencari beberapa tanaman. Kalian harus mendapatkannya sendiri, pergi mencari, bukan membeli. Kalian paham? Tanaman itu akan digunakan untuk praktikum minggu depan."

Di sinilah mereka, di sebuah hutan yang tidak jauh dari kediaman Rochephanta. Ketiga anak itu masing-masing menggunakan sepatu karet, membawa tas rami untuk wadah tanaman, dan sebuah sekop.

"Mari kita lihat daftarnya," Sunoo mengeluarkan sebuah kertas kecil dari dalam kantong.

Mereka harus mendapatkan empat jenis tanaman hari ini. Ada beberapa tanaman yang harus dimasukkan ke pot sehingga tetap segar, sedangkan yang lainnya harus dikeringkan dulu sebelum digunakan.

"Mulai dari yang dikeringkan saja biar ringan bawanya," usul Niki yang langsung disetujui oleh yang lain.

"Berarti yang pertama adalah lung mushroom. Bagus untuk meredakan sesak napas dan baik untuk para pengidap asma. Ada yang tahu wujudnya bagaimana?" Sunoo menoleh pada Jungwon.

Jungwon membalasnya dengan gelengan, begitu pula Niki. Waktu itu, mereka menyadari sesuatu.

"Harusnya aku bawa buku ilustrasi tadi."

"Jangan berkecil hati, teman-teman," kata Sunoo. "Lung mushroom pasti bentuknya seperti paru-paru, kan? Kita cari saja dulu."

Mereka pun berjalan mengelilingi hutan. Akan tetapi, meskipun matahari bergerak semakin tinggi, mereka masih belum menemukan apa-apa.

Sunoo ingat kalau biasanya jamur tumbuh di tempat lembab, maka dari itu dia bergerak menuju tempat yang lebih teduh. Dan persis seperti yang ia pikirkan, ada banyak jenis jamur tumbuh di sana.

"Ke sini, ada banyak jamur!" panggil Sunoo.

Jungwon benar-benar merasa beruntung satu kelompok dengan Sunoo. Bukan hanya pintar, tapi dia juga cepat mengambil keputusan.

"Eh, tidakkah kalian merasa kalau tanahnya sedikit gembur? Ini bukan rawa, kan? Bagaimana kalau nanti terhisap?" Niki ragu-ragu menginjakkan kakinya di tanah itu.

Kecurigaan Niki membuat Jungwon menyadari sesuatu. "Sunoo, cepat cabut jamur yang banyak!"

"Hah?" meskipun tidak mengerti, Sunoo tetap menuruti kata Jungwon dan mencabut banyak sekali jamur di sana.

Setelah Jungwon merasa mereka sudah punya cukup jamur, dia langsung menarik kepala hoodie Sunoo dan membawanya menjauh dari sana. Dugaannya benar, tanah yang mereka pijak tadi bukanlah tanah.

POLARIS: The Academy of Magic | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang