Pria yang menjaga gerbang rumah Alsteris memicingkan mata. Saat ini, seorang anak laki-laki dengan motor berwarna merah mentereng dan jaket kulit hitam berhenti di depan gerbang. Penampilannya sungguh tidak cocok dengan plester dinosaurus yang menempel di pipinya.
Anak itu bilang. "Aku ke sini buat jemput Jungwon."
Tepat saat itu, Jungwon datang dengan Nox mengikuti di belakangnya. "Niki, bukankah anak di bawah umur tidak boleh bawa kendaraan sendiri?"
"Jangan kaku begitu. Yang tidak boleh adalah mereka yang tidak memilikinya. Cepat naik."
"Tuan muda, kakek Anda tidak akan menyukai ini," bisik Nox pada Jungwon.
"Aku tahu. Niki, kakek akan marah jadi turunlah."
Niki berdecak tak suka. "Terus? Mau jalan kaki ke ibukota?"
"Serahkan urusan itu pada saya," kata Nox sambil membungkuk sopan.
Akhirnya, mereka memilih jalan paling aman, yaitu diantar Nox dengan mobil. Niki tidak dapat menyembunyikan kekesalannya. Dia terus melihat ke sisi lain jendela dan tidak ingin bicara dengan Jungwon.
"Sudahlah, dengan begini akan lebih aman dan kita juga terhindar dari para penjaga," ujar Jungwon berusaha mencairkan suasana.
"Ck! Inilah kenapa kau dipanggil tuan muda manja!"
"Tampaknya kita mendefinisikan 'manja' dengan cara yang berbeda, tuan muda," timpal Nox yang membuat Niki mendengus kesal.
Jungwon hanya terkikik kecil, lalu dia mengalihkan atensinya pada pemandangan di luar jendela.
Kebanyakan keluarga penyihir terkemuka tinggal di rumah besar yang jauh dari ibukota. Begitu pun sekolah-sekolah sihir yang dibangun di sekitar gunung dan pedesaan hijau. Alasannya sederhana saja, tidak banyak lahan yang tersisa di ibukota dan suasana pegunungan sangat mendukung untuk proses pembelajaran.
Saat mobil yang membawa mereka keluar dari jajaran hutan, sebuah kota besar muncul dalam pandangan. Ibukota dunia sihir disebut Capitol, dibangun di lepas pantai dan sangat padat oleh gedung-gedung tinggi.
Jungwon menunjuk pada bangunan tertinggi yang ada di sana. "Nox itu gedung apa?"
"Itu adalah Ivy Tower, bangunan paling tinggi di dunia ini."
Ivy Tower dibangun bahkan lebih tinggi dari menara milik paladin. Jungwon tidak berpikir itu hal yang wajar. Ada alasan pasti mengapa dua tuan muda yang datang ke rumahnya semalam merasa gelisah.
Seluruh healer di dunia sihir adalah bagian dari Ivy Tower yang didirikan oleh Keluarga Ivy Rodia. Keluarga itu merupakan nomor satu di bidang penyembuhan. Mereka menerima hak istimewa dari paladin karena bakat mereka, tapi hak-hak itu sepertinya disalahgunakan.
Sudah jadi rahasia umum kalau Keluarga Ivy Rodia sengaja memasang harga tinggi untuk sihir heal mereka. Siapapun yang ingin kesembuhan di dunia ini harus punya uang yang banyak dan Jungwon sangat tidak menyukai ide itu.
"Kenapa kau melihat Ivy Tower sampai segitunya?" tegur Niki ketika Jungwon terus memperhatikan gedung itu tanpa berkedip.
"Oh, aku hanya merasa kalau ibukota itu luar biasa."
"Oh ya?"
Jungwon mengangguk. "Eung! Ini pertama kalinya aku melihatnya."
"Hah?" dahi Niki berkerut. "Sudah 15 tahun kau tinggal di sini, tapi tidak pernah lihat ibukota?"
Oops...
"I- itu..."
"Waktu kecil, tuan muda memiliki tubuh yang lemah dan mudah sakit. Jadi, Tuan Joseph melarangnya untuk keluar rumah sampai tubuhnya benar-benar kuat," jawaban spontan Nox sungguh telah menyelamatkan Jungwon.
KAMU SEDANG MEMBACA
POLARIS: The Academy of Magic | ENHYPEN
FanficJungwon menghabiskan hari-hari dengan menghindari penagih hutang yang mencari ayah brengseknya. Ketika Jungwon mulai putus asa akan masa depan, ayahnya memberitahu Jungwon sesuatu yang tak masuk akal. "Ibumu adalah seorang penyihir." !baku!