50 - Licus (2)

812 167 32
                                    

Jungwon kembali ke gua dan bertemu dengan wajah Licus. "Aku ingin menunjukkan lebih banyak padamu, tapi sepertinya lebih baik mendahulukan yang penting-penting saja," katanya.

Waktu Jungwon ingin membalas, dia merasakan sesuatu mengalir dari hidungnya. "Mimisan."

"Tubuhmu tidak mampu menahan semua ingatanku, jadi aku terpaksa menghentikannya."

Sehelai sapu tangan terulur dari samping Jungwon dan Jungwon menerimanya untuk menyeka darah yang masih menetes. "Terima kasih, Sunoo."

"Kau sudah mendapatkan informasi yang kau butuhkan?" tanya Niki.

Jungwon mengangguk, lalu mulai menceritakan semua hal yang dia lihat dalam ingatan Licus. Ekpresi wajah yang Niki dan Sunoo tampilkan terus berganti selama Jungwon bercerita. Terkadang mereka terkagum-kagum kadang pula terlihat sedih dan ngeri.

Itu adalah kisah yang menyakitkan, tapi di sisi lain juga menakjubkan.

"Jadi itulah kenapa mayat Solace disebut kotak Pandora dunia sihir," kata Niki. "Benda itu menyimpan jiwa-jiwa penyihir terkuat dari zaman dulu. Terlebih lagi, itu adalah versi jahat dari mereka."

Sunoo mengangguk. "Federasi Kebebasan pasti menginginkanmu karena kau adalah keturunan Alster yang menjadi kunci untuk membebaskan jiwa-jiwa jahat itu. Mereka tidak mungkin membawa Tuan Joseph yang seorang mage, jadi mereka mengincarmu."

"Kalau memang itu rencana mereka sejak dulu, maka mereka pasti sengaja menargetkan ibumu."

Rasanya seperti ada sengatan listrik kecil di otak Jungwon saat Niki mengatakannya. Semuanya jadi jelas dan masuk akal sekarang.

"Ibuku mengetahui rencana mereka, jadi dia kabur ke dunia manusia. Karena di sana, mereka tidak akan bisa meraihnya walaupun pada akhirnya ibuku tetap tidak selamat."

"Sebenarnya, sebelum kalian ada orang lain yang mengunjungi tempatku dan menanyakan hal yang sama."

Jungwon beralih pada Licus dan bertanya, "Siapa?"

"Seorang gadis, kalau tidak salah namanya Aria."

"Paladin," lirih Jungwon. "Paladin sebelumnya mengetahui cerita ini, dia memberitahu ibuku dan membantu ibuku untuk kabur. Federasi Kebebasan membunuh paladin karena dia berhasil menebak rencana mereka, tapi sayangnya ibuku sudah terlanjur tahu."

Sekarang tujuan mereka menjadi lebih jelas dan mereka tahu apa yang harus mereka lakukan. Mereka tidak boleh membiarkan Jungwon sampai tertangkap oleh Federasi Kebebasan bagaimana pun caranya.

Niki mengelus-elus dagunya. "Omong-omong, apa tidak ada lagi yang datang pada Licus selain Nyonya Aria?"

Licus menggeleng.

"Lantas dari mana para maniak kebebasan itu tahu tentang mayat Solace dan bagaimana cara menggunakannya? Para tetua di Dewan Pertimbangan saja tidak tahu."

Licus menunduk untuk mendekatkan kepalanya pada Jungwon. Jungwon mengangguk-angguk, kemudian menoleh lagi pada Niki dan Sunoo. "Begitu katanya."

"Apa? Apa?" Niki kesal. "Kau mengejekku karena tidak bisa dengar ya?"

"Nanti aku ceritakan lagi. Sudah cukup lama kita di sini. Kita harus segera kembali sebelum gelap."

Sunoo memeriksa jam tangannya. "Kau benar. Sudah hampir waktunya matahari tenggelam."

Karena tertutup mendung, mereka hampir tidak bisa mengetahui berapa lama waktu yang mereka lalui di tempat itu. Mereka merasa seperti tinggal di dunia yang sama sekali berbeda.

"Licus, terima kasih sudah membantu kami."

"Jungwon, boleh aku minta sesuatu padamu?" tanya Licus.

"Tentu."

POLARIS: The Academy of Magic | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang