55 - Rencana Jahat (2)

880 179 29
                                    

Walaupun sama sekali tidak bisa bergerak, Jungwon tetap berusaha untuk membuka matanya. Dia menghapal semua jalan dan pemandangan yang ia lewati hingga ia sampai di tempat ini; tempat persembunyian Federasi Kebebasan. Jungwon yakin dia sudah menghapal semua rutenya dan itu akan jadi sebuah kemajuan besar untuk mengalahkan Federasi Kebebasan.

Yah, itu pun kalau Jungwon berhasil keluar dari tempat ini hidup-hidup.

Jungwon dibawa ke sebuah ruangan yang cukup gelap, hanya diterangi oleh beberapa lentera yang menempel di dinding. Dilihat dari lokasinya, sepertinya Jungwon sedang berada di bagian belakang sebuah rumah –mungkin dapur atau semacamnya.

Tidak ada yang istimewa dari ruangan ini kecuali keberadaan dua buah tubuh manusia yang disandarkan pada dinding di samping mayat Solace. Kelihatannya itu adalah homunculus yang Ivarr sediakan sebagai wadah untuk jiwa.

Mata Jungwon memicing. Ingin sekali Jungwon mengatakan kalau Lotte seharusnya lebih tinggi dari itu dan Ander memiliki badan yang lebih berotot.

Setelah Jungwon didudukkan di sebuah kursi kayu, seseorang bertanya pada Ivarr, "Perlukah kita mengikatnya?"

"Tidak perlu, dia tidak akan bisa bergerak selama setengah hari."

Setengah hari?! Yang benar saja!

Ivarr mendekatkan wajahnya pada Jungwon. Pria itu tersenyum begitu lebar hingga Jungwon dapat melihat gusi atasnya. "Agak mirip dengan Yuri."

Karena tidak bisa bergerak dan bicara, Jungwon hanya mampu memberikan Ivarr tatapan tajam. Tidak peduli seberapa pun besar keinginan Jungwon untuk mengumpat –atau meludahi Ivarr, dia tidak bisa melakukan apa-apa. Saat ini, Jungwon hanya bisa menunggu seseorang menyadari ketiadaannya dan menyelamatkannya dari gangguan orang gila macam Ivarr.

"Aku lupa kalau kau tidak bisa bicara." Ivarr menggeledah laci-laci meja di dekatnya. Dia mengeluarkan sebuah kotak, lalu memilah-milah botolnya.

Ivarr menyuntik Jungwon sekali lagi dengan sebuah cairan. "Supaya bisa bicara lagi."

"Sialan kau!" Kalimat pertama yang Jungwon ucapkan segera setelah ia berhasil menggerakkan lidahnya adalah sebuah umpatan.

"Ya... ya... Aku memang sial. Kalau aku orang yang beruntung, aku tidak akan berakhir di tempat seperti ini," balas Ivarr ringan. "Nah, sekarang aku membutuhkan bantuanmu untuk–"

"Alternate."

Perkataan Ivarr terpotong ketika relik Jungwon berhasil menembus dadanya. Sejumlah darah mengalir dari mulut Ivarr, tapi pria itu tiba-tiba tersenyum.

"Usaha yang bagus." Ivarr mencabut tombak yang menusuk dadanya dan melemparnya ke lantai. Lukanya tertutup begitu cepat seolah-olah tidak pernah ada luka di sana.

Mata Jungwon membelalak. Seharusnya Ivarr tidak bisa memakai heal dan apa yang dia lakukan juga sepertinya bukan sihir heal yang Jungwon tahu. Luka itu hanya tertutup begitu saja.

Ivarr mengambil sebelah relik Jungwon yang tersisa di tangan kirinya. "Alsteris memang selalu punya relik yang berharga, bahkan jauh lebih berharga daripada relik-relik di luaran sana. Apa kau merasa beruntung terlahir sebagai Alsteris, Jungwon? Sebuah keluarga yang terhormat dan kaya raya?"

"Tentu saja," Jungwon menjawab tanpa ragu.

"Apa kau yakin? Bukankah hal pertama yang kakekmu katakan padamu setelah dia menemukanmu dalam kondisi menyedihkan adalah tentang menjaga nama baik keluarga?"

"Memangnya kenapa dengan itu?"

Ivarr tersenyum lagi. "Kita berada dalam posisi yang sama, Jungwon. Kita sama-sama lahir di keluarga terhormat yang angkuh dan penuntut. Lantas, mengapa kau masih berpikir kalau kau beruntung terlahir di keluarga seperti itu? Tidakkah itu terlalu membebanimu?"

POLARIS: The Academy of Magic | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang