"Begini... Sir Yeonjun adalah ahli golem dan beberapa dari monster-monster itu merupakan monster lumpur, jadi pengendali golemnya akan bisa mengendalikan mereka. Benar, kan?"
"Ya." Yeonjun mengeluarkan sekitar sepuluh batang logam menyerupai baterai dari dalam sakunya. Dengan sedikit sihir, batang-batang logam itu membesar. "Aku membutuhkan energi sihir kalian untuk mengaktifkan benda ini. Jumlahnya cukup banyak, jadi aku benar-benar meminta bantuan kalian."
Jay langsung menyambar, "Minji dan Niki yang akan membawa baterainya karena kalian kuat dan tangkas. Aku dan Yuma akan bertanggung jawab untuk mengantar kalian ke atas. Terus sisanya, Jungwon, Sunoo, Eunchae, dan Jo. Kalian berasal dari keluarga ternama, maka aku akan percayakan pengisian energi sihir itu pada kalian."
"Lalu bagaimana dengan monster cacing itu?" Jungwon mengangkat tangan.
Jay terlihat ragu-ragu. "Sejujurnya, aku juga tidak tahu yang itu. Setidaknya dengan ini kita bisa mengurangi jumlah monsternya."
Jungwon tidak puas. Ada sesuatu yang dia pikirkan sekarang, tapi dia tidak tahu apakah itu akan baik-baik saja.
"Kau punya ide, Jungwon?" tanya Yeonjun saat ia melihat Jungwon terus menatap Jake tajam.
"Iya." Jungwon mengangguk. "Tapi saya harus mendapatkan ijin dari Kak Jake dulu."
"Kalau begitu pergilah padanya."
Dengan bantuan griffin Niki, Jungwon berhasil sampai ke samping Jake. "Kak, aku punya cara."
"Katakan padaku." Jake terengah-engah, kelihatan sekali kalau dia kerepotan sekarang –setelah tadi tertawa kencang seolah dia adalah pemenang kehidupan.
"Tapi caraku mungkin akan sedikit membahayakanmu."
Jake spontan menoleh dengan alis tertaut. "Apa itu akan membuatku mati?"
"Tidak sampai mati, ku rasa, tapi itu tetap akan membuatmu terluka sangat parah."
Sudut bibir Jake naik. "Selama aku tidak mati, aku akan melakukannya."
.
.
Sunghoon mati-matian menahan rantai-rantainya agar tetap mengikat para monster. Seluruh pengawal bekerja sangat keras. Ada hasil yang terlihat, tapi mereka benar-benar kewalahan sekarang. Kalau saja pelindung yang mengurung mereka di sini bersama monster-monster ini bisa disingkirkan dan bala bantuan datang, mereka tidak akan begitu kesulitan.
"Apa bala bantuan tidak akan datang? Kenapa lama sekali?!" Sunghoon membentak bawahannya dari balik telepon.
"Sepertinya kami akan sedikit terlambat. Ada panggilan darurat dari menara paladin. Menara paladin sedang diserang dan sebagian besar pasukan pergi ke sana."
Mata Sunghoon membelalak. Pantas saja Heeseung tidak muncul batang hidungnya dari tadi. Dia pasti mendahulukan saudaranya di menara paladin sekarang.
Semua serangan ini direncanakan dengan sangat matang. Sunghoon mengetahuinya. Rencana ini bahkan dimulai jauh sebelum Walpurgis. Pasti itu bermula dari serangan dan insiden keracunan di akademi. Mereka membuat akademi ragu dan akhirnya menyewa pengawal dari luar yang tentu saja dengan mudah disusupi.
Sunghoon tiba-tiba teringat wajah pria dari guild pengawal Red Apple tadi. "Pasti dia yang mengacaukan pelindungnya."
Saat itu, Jake menghampirinya. "Sunghoon, kau harus bisa menahan monster-monster ini lebih lama."
"Tanpa kau bilang pun aku akan melakukannya." Sunghoon melirik Jake curiga. "Kau kelihatan tegang, Jake. Tidak biasanya."
"Jungwon bilang dia punya cara dan itu mungkin akan melukaiku. Itu tidak akan membunuhku, tapi tetap saja aku merasa gugup."
KAMU SEDANG MEMBACA
POLARIS: The Academy of Magic | ENHYPEN
FanfictionJungwon menghabiskan hari-hari dengan menghindari penagih hutang yang mencari ayah brengseknya. Ketika Jungwon mulai putus asa akan masa depan, ayahnya memberitahu Jungwon sesuatu yang tak masuk akal. "Ibumu adalah seorang penyihir." !baku!